Selain itu, pengobatan juga bisa diberikan untuk mengatasi gejala batuk, pilek, atau demam yang muncul.
Namun, penggunaan obat harus sesuai dengan indikasi dan resep dari dokter.
Seseorang yang menderita batuk rejan disarankan untuk beristirahat cukup, memastikan asupan cairan tubuh cukup, dan yang terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: 5 Kebiasaan Tak Disadari Ibu Hamil yang Dapat Memicu Kaki Bengkak
Pemeriksaan oleh dokter dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik langsung untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan batuk rejan
Pencegahan adalah langkah terbaik dalam menghadapi batuk rejan.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran dan infeksi batuk rejan:
1. Imunisasi
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) adalah cara paling efektif untuk mencegah batuk rejan.
Imunisasi ini biasanya diberikan pada bayi usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
Selanjutnya, imunisasi booster diberikan pada usia 15-18 bulan dan 4-6 tahun.
Imunisasi ini sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko batuk rejan dan komplikasinya.
Baca juga: Pahami Penyebab Kaki Bengkak Pada Ibu Hamil, Dokter Sebut Sering Terjadi di Trimester 2 atau 3
2. Praktek Higienis
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat membantu mencegah penyebaran batuk rejan.
Ini termasuk mencuci tangan secara rutin dengan air dan sabun, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan membuang tisu yang telah digunakan dengan benar.
3. Isolasi
Jika seseorang didiagnosis dengan batuk rejan, mereka harus diisolasi sampai mereka tidak lagi menular.
Ini biasanya berarti sampai mereka telah menyelesaikan siklus pengobatan antibiotik penuh.
4. Pemeriksaan Rutin
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, harus menjalani pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan mereka tidak terinfeksi batuk rejan.