TRIBUNHEALTH.COM - Ring jantung atau stent mungkin sudah familiar digunakan sebagai media untuk mengatasi masalah jantung koroner.
Namun, belum banyak yang tahu bahwa pemasangan ring jantung dilakukan tanpa operasi bedah besar.
Bahkan, pemasangan ring jantung cukup melalui pembuluh darah saja.
Dengan demikian, tidak dilakukan pembedahan besar.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA, memberikan penjelasan lebih lanjut.
Baca juga: Sarapan Penting untuk Penderita Diabetes, Menu yang Tepat Bisa Mencegah Lonjalan Gula Darah
"Tidak ya, tentu tidak (dilakukan pembedahan)," kata dr. Nanda.
"Itu selama ini mungkin karena belum pernah melihat, ya, secara langsung, sehingga masyarakat sering kali ketakutan," katanya.
"Jadi sangat minimal invasif. Bahkan ring jantung itu sendiri ukurannya sangat kecil ya, dia berkisar sekitar 3 mili, 3,5 mm, bukan cm."
"Nanti ketika sudah dipasang, dia akan menyatu dengan pembuluh darah kita, jadi tidak ada, tidak terlihat gitu ya, bekasnya."
"Jadi nggak ada pembedahan sama sekali," tandasnya.
Baca juga: 5 Menu Sarapan untuk Cegah Lonjakan Gula Darah, Ternyata Penderita Diabetes Tetap Butuh Lemak Sehat
Kriteria orang yang perlu pasang ring jantung
Diberitakan sebelumnya, dalam forum yang sama dr. Nanda menjelaskan kriteria seorang pasien jantung koroner sudah memerlukan stent atau ring jantung.
dr. Nanda memulai penjelasannya dengan mengulas apa itu jantung koroner.
"Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit akibat adanya sumbatan di pembuluh darah arteri koroner. Jadi di jantung itu ada Pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung, sehingga bisa berfungsi dengan baik, yang kita sebut sebagai Arteri koroner," paparnya dalam program Healthy Talk TribunHealth.com.
Karena penyebab tertentu, dinding pembuluh darah jantung bisa mengalami sumbatan.
Baca juga: Jamaah Haji Tak Menggubris saat Diajak Turun Pesawat, Ternyata Sudah Meninggal Serangan Jantung
Sumbatan ini pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang karena aliran darah ke jantung terganggu.
"Nah ketika terjadi suatu kondisi atau penyakit, misal ada suatu faktor risiko seperti merokok, hipertensi, terus diabetes melitus atau sakit gula, terus dislipidemi, atau gangguan kolesterol dan faktor genetik, maka dinding pembuluh darah ini bisa terjadi sumbatan," papar dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA
"Nah ketika ada gangguan aliran yang menyebabkan aliran ke otot jantung itu terganggu maka terjadilah suatu penyakit jantung koroner."
Jantung koroner stabil dan berat
Lebih lanjut, dr. Nanda menjelaskan dua jenis penyakit jantung koroner.
Baca tanpa iklan