Bahaya Vape bagi Kesehatan: Testis Mengecil, Jumlah Sperma Turun, dan Gairah Seksual Drop

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional, pengaruhi jumlah sperma

TRIBUNHEALTH.COM - Vape dan rokok elektrik disebut-sebut sebagai salah satu cara untuk mengalihkan kebiasaan merokok konvensional.

Sayangnya, penelitian terbaru menyebut bahwa vape tak kalah berbahaya dari rokok konvensional.

Express.co.uk memberitakan, muncul bukti baru yang menyatakan bahwa vape mengandung logam berbahaya dan bahan kimia lainnya dalam jumlah tinggi.

Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kesehatan pengguna.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Revista Internacional de Andrología, menemukan bahwa vaping juga dapat berdampak pada kesehatan testis.

Baca juga: Remaja Perokok Bisa Mewariskan Gen Rusak kepada Anaknya Kelak, Jadi Lebih Mudah Terkena Penyakit Ini

ilustrasi vape atau rokok elektrik (kompas.com)

Berdasarkan penelitian pada tikus jantan, peneliti menemukan bahwa vaping dapat mengecilkan ukuran testis, menghambat gairah seks, dan menurunkan jumlah sperma.

Tim peneliti mempelajari ukuran testis hewan sebelum dan sesudah terpapar asap rokok dan asap vape.

Temuan mereka mengungkapkan bahwa uap rokok elektrik menurunkan jumlah sperma menjadi 95,1 juta sperma per mililiter dari 98,5 juta per mililiter.

Meski vaping masih membawa dampak negatif, rokok jauh lebih buruk.

Model hewan yang terkena asap rokok memiliki jumlah sperma terendah dari ketiganya, yaitu 89 juta sperma per mililiter.

Selain itu, testis tikus juga berukuran paling kecil dan berbobot paling ringan dibandingkan dengan tikus yang terpapar uap rokok elektrik serta kelompok kontrol.

ilustrasi asap rokok (pixabay.com)

Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Pakar Sarankan Atur Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam Seperti Ini

Para peneliti menulis: “Harus dipertimbangkan bahwa meskipun cairan [rokok elektrik] dianggap tidak berbahaya dalam studi berhenti merokok, hal ini dapat meningkatkan stres oksidatif dan menyebabkan perubahan morfologi pada testis.”

Ini bukan satu-satunya risiko kesehatan yang terkait dengan vape, karena penelitian sebelumnya telah memperingatkan bahwa rokok elektrik juga dapat meningkatkan risiko cedera paru-paru, kesehatan mental yang buruk , dan masalah kesuburan.

Rokok Elektrik atau Vape Sebabkan Radang pada Paru-paru

Diberitakan sebelumnya, berbagai penelitian menemukan bahwa kebiasaan tersebut dapat memiliki efek merusak pada paru-paru, gigi, dan bahkan memori.

Baru-baru ini, sebuah penelitian juga menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik dapat berisiko mengalami infeksi paru-paru serius atau kondisi pernapasan lainnya melalui vaping.

Baca juga: 6 Cara untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Gusi, Berhenti Merokok hingga Gunakan Obat Kumur

Sebuah studi oleh Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio di AS, memperingatkan bahwa vaping bahkan dapat menyebabkan bronkitis, radang paru-paru yang sering dikaitkan dengan produk tembakau.

Penderita bronkitis dapat mengalami gejala seperti nyeri dada, mengi, sesak napas dan batuk berdahak.

Meskipun sering kali membaik dalam waktu sekitar tiga minggu, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti pneumonia dan gagal napas, yang keduanya dapat berakibat fatal.

Studi yang dipublikasikan di British Medical Journal menemukan bahwa peserta yang melakukan vape dalam sebulan terakhir 81 persen lebih mungkin mengalami mengi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan vape.

Halaman
12