Trend dan Viral

Nasib SDN yang Hanya Memiliki 2 Murid Baru, Jika Tak Masuk Semua, Guru Bingung Ngajar Siapa

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
Suasana kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Kayuagung, jumlah muridnya sedikit

Atas temuan tersebut, Wali Kota mengusulkan agar masing-masing sekolah dapat digabungkan atau merger.

Ditemui seusai bertemu Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta di ruang kerjanya, Selasa (25/7/2023), Wali Kota mengungkapkan bahwa sepinya peminat untuk masing-masing sekolah tersebut bukan hanya tahun ini. Namun, sejak 4 tahun belakangan.

Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dihadapi masing-masing sekolah tersebut adalah persaingan kualitas dengan sekolah lain. Karenanya, Pemkot juga akan memberikan pendampingan agar sekolah tersebut bisa meningkatkan kualitas hingga menarik minat siswa.

"Kami coba berikan kesempatan. Kami sepakat dengan MKKS, dua tahun ke depan kita lihat jumlah muridnya seperti apa. Sambil dia (sekolah) menaikkan kemampuannya. Kalau misalnya (dua tahun ke depan) sudah tidak bisa lagi, ya sudah," kata Cak Eri.

Apabila masih sepi pendaftar, maka salah satu solusi yang ia tawarkan adalah penggabungan sekolah atau merger. "Karena kasihan, kalau sekolah ini tidak dimerger, muridnya dua atau tiga (anak), terus bagaimana operasional sekolah ini?," katanya.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Imbau untuk Minum Air Kelapa Campur 3 Bahan Ini untuk Mendapatkan Khasiatnya

Ia menampik anggapan penyebab turunnya jumlah siswa sekolah swasta karena para siswa lebih banyak mendaftar di SMP negeri. Sebab, data menunjukkan bahwa jumlah siswa yang diterima SMP swasta cenderung meningkat dibandingkan yang diterima di SMP negeri.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Surabaya, sebanyak 17.044 anak yang diterima masuk SMP Negeri Surabaya. Sedangkan jumlah siswa yang masuk lembaga swasta mencapai 17.146 anak.

Jumlah siswa yang diterima SMP Negeri ini turun selama dua tahun terakhir. "Jika tahun-tahun sebelumnya, SMP Negeri itu bisa menerima sampai 20.000 siswa pada tahun 2021. Kemudian turun menjadi 19.000 siswa di tahun 2022," katanya.

Sedangkan untuk lembaga SMP swasta, jumlah tersebut cenderung meningkat. Mengingat, pada 2022 lalu sekolah swasta baru mencapai 16 ribu siswa.

Wali Kota Eri mengungkap, peraturan Menteri Pendidikan telah mengatur terkait jumlah maksimal rombongan belajar (rombel) dan siswa pada SMP Negeri. Yang mana, jumlah peserta didik maksimal adalah 32 anak per-rombel dengan jumlah maksimal 10 rombel tiap satuan pendidikan.

"Sehingga aturan (Menteri) itu kita jalankan. Karena semakin banyak siswa, semakin banyak rombel, maka semakin tidak bisa murid itu dipantau oleh gurunya," katanya.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Jaga Pencernaan dengan Konsumsi Jeruk Nipis Dicampur Bahan Ini

Apabila siswa di lembaga swasta dan negeri digabungkan, maka total anak yang mendaftar ke SMP di Surabaya di tahun ini mencapai 34.190 siswa. Jumlah tersebut masih di bawah jumlah lulusan SD di Surabaya yang mencapai 38 ribu siswa.

"Memang ada 4.000 anak yang lulus (SD) yang belum kita ketahui (sekolahnya). Ini biasanya mondok (sekolah di Pondok Pesantren). Nah, ini nanti kita akan lihat," ujarnya.

Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyatakan, opsi penggabungan sekolah yang sepi siswa menjadi pilihan terakhir. Sebelum hal itu dilakukan, pihaknya bersama Dinas Pendidikan melakukan pendampingan.

Baik dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah maupun mendukung pembiayaan. "Untuk merger, harus ada komunikasi. Baik antara Dispendik dengan MKKS, sekolah, juga yayasannya," katanya.

Baca juga: Ingin Tambah Cerdas? dr. Zaidul Akbar Beberkan 13 Makanan yang Dapat Tingkatkan Kecerdasan

Pihaknya bersama pemkot juga akan menelusuri 4.000 lulusan SD di Surabaya yang belum masuk ke SMP negeri maupun swasta. Apabila belum mendaftar, pihaknya akan mendorong masing-masing siswa mendaftar di lembaga swasta.

Erwin juga menjelaskan, bahwa ada beragam pilihan SMP swasta di Kota Surabaya. Mulai dari SMP skala nasional hingga lembaga pendidikan yang berbasis agama. "Nah, pilihlah yang dekat dengan rumah dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak-anak," imbaunya.

Selain di Surabaya, sekolah di daerah lain juga kesulitan mendapatkan murid.

Bahkan sejumlah sekolah negeri diketahui tidak mendapatkan siswa kelas satu pada pembelajaran tahun ini.

Seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kedungrejo, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek.

Halaman
1234