TRIBUNHEALTH.COM - Seorang gadis kecil mengangis ketika ayahnya datang ke sekolah dan berdandan seperti wanita.
Ada fakta sedih di balik peristiwa yang viral di media sosial itu.
Sang ayah pun mengaku tak malu dengan penampilannya yang seperti wanita.
Alasan di balik perilakunya pun terungkap.
Melansir TribunJatim.com, seorang pria single parent di Thailand ini sepertinya bisa saja mendapat penghargaan sebagai ayah terbaik di tahun ini.
Baca juga: Pria 53 Tahun di Toraja Utara Akui Rudapaksa Remaja 13 Tahun Sebanyak 6 Kali Termasuk di Semak-semak
Usahanya tidak sia-sia lantaran ia menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk sang anak gadis kecilnya, dan kini ia bisa membuat bahagia.
pada rekaman video viralnya, sang ayah mengaku bahwa ia tidak ingin putri angkatnya merasa tersisih selama perayaan hari Ibu Nasional di sekolahnya.
Ia datang berdandan ala emak-emak mengenakan dress yang membuat putri angkatnya sangat bahagia sehingga menangis terharu.
Sang ayah itu bernama Prachya Deebu, mengunggah pengalamannya di facebook dan TikTok, dikutip dari Tribunstyle.
Foto dan video Prachya pun akhirnya viral, dan tak sedikit warganet yang mengapresiasi usaha pria tersebut agar sang anak bahagia di Hari Ibu.
Dia menuliskan:
“Hari Ibu sudah tiba. Aku bisa menjadi seorang 'ibu' untukmu nak," ungkap Prachya.
Dalam gambar dan video yang dibagikan, Prachya terlihat mengenakan gaun dengan wig.
Ia nekat datang di acara Hari Ibu Nasional di sekolahan putri angkatnya, pada Sabtu (12/8/2023) lalu.
Baca juga: SAH! Presiden Jokowi Resmi Menaikkan Gaji PNS 8 Persen dan Pensiunan 12 Persen untuk Tahun 2024
Menurut sebuah laporan oleh Bangkok Biz News dilansir dari World of Buzz, pria tersebut tak malu dengan dandanannya.
Dia bak bangga duduk di barisan depan perayaan Hari Ibu di sekolahan tersebut agar terlihat oleh sang putri.
Pria berusia 48 tahun ternyata juga seorang guru pendidikan kesehatan dan pendidikan jasmani di sekolah yang sama.
“Secara pribadi saya tidak malu (berdandan seperti perempuan) karena saya sayang anak saya."
"Dan kami melakukan aktivitas menyenangkan bersama, seperti biasa.”
“Yang terpenting, saya tidak ingin anak saya merasakan hal yang sama saat Hari Ibu setiap tahun, seperti ‘kenapa saya tidak punya ibu yang datang ke acara seperti orang lain?’."
Baca tanpa iklan