Trend dan Viral

Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca, Ada yang Pilih Putus Sekolah karena Minder

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi Siswa sedang membaca - Siswa SDN 10 Sumur Batu membaca buku cerita di mobil perpustakaan di halaman Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, pada acara Hari Membaca Anak Jakarta 2012, Kamis (22/11/2012). Pemprov DKI Jakarta menggelar Hari Membaca Anak Jakarta 2012 untuk meningkatkan minat baca masyarakat Jakarta dan memasyarakatkan Perpustakaan melalui berbagai kegiatan infodutainment (informatif, edukatif, dan entertainment).

TRIBUNHEALTH.COM - Fakta mengejutkan datang dari Pangandaran, di mana puluhan siswa SMP belum bisa membaca.

Padahal mereka bukanlah anak berkebutuhan khusus (ABK) dan juga sekolah di sekolah umum.

Fakta ini diungkap oleh koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di Pangandaran, Dian Eka Purnamasari.

Dia mengungkap siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya, tempatnya mengajar, ada 29 siswa yang belum bisa membaca para tahun ajaran 2023/2024 ini.

Siswa SMP yang belum bisa membaca ini didominasi laki-laki.

"Kelas VII tercatat 11 siswa, kelas VIII 16 siswa, dan kelas IX ada 2 siswa," ujar Dian, Kamis (3/8/2023).

Dilansir TribunHealth.com dari TribunJabar, berikut ini fakta-faktanya.

Baca juga: Bukannya Merah Putih, Pemuda Ini Heran Ibu Pasang Bendera Jepang di Depan Rumah Jelang 17-an

Efek belajar dari rumah saat pandemi?

FOTO HANYA ILUSTRASI MEMBACA (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Menurut Dian, salah satu penyebab para siswa itu belum bisa membaca karena proses belajar-mengajar di bangku sekolah dasar tidak efektif saat pandemi Covid-19.

Penyebab lainnya, kata Dian, kondisi orang tua yang mungkin terlalu sibuk dengan aktivitasnya sehingga akhirnya tidak ada stimulus dan bimbingan belajar dari orang tua.

"Saya juga merasa sedih, kasihan. Khawatir mereka minder di kelas. Makanya, saya biasanya memberi tanda pada buku nilai," ujar Dian.

Dia menduga, hal serupa terjadi tidak hanya di sekolah tempatnya mengajar.

"Kayaknya (di SMP lain di Pangandaran) sama saja."

"Malah saat saya lihat komentar di salah satu pegiat pendidikan di Instagram, banyak yang mengeluhkan," ujarnya.

Baca juga: Lagi Main Masak-masakan, Balita 5 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Anggota DPRD Lampung, Sempat Terseret

Ada yang pilih keluar karena minder

Ilustrasi membaca (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Dian mengatakan, gara-gara minder tak bisa membaca, satu siswa kelas 7 di sekolahnya memilih keluar.

"Ada satu orang, dua tahun kemarin [keluar). Ketahuan tidak bisa membaca," ujar Dian.

Saat ketahuan tidak bisa membaca, kata Dian, guru wali kelas sempat menyarankan anak tersebut untuk belajar membaca waktu pulang sekolah.

"Tapi, mungkin saya enggak tahu bagaimana, apakah ada temannya yang iseng atau bagaimana."

"Akhirnya, dia merasa minder karena teman-temannya sudah bisa membaca tapi dia belum," katanya.

Halaman
12