TRIBUNHEALTH.COM - Video viral seorang ibu di Gresik yang mengeluhkan sulitnya ujian SIM di Satlantas Gresik, Jawa Timur.
Sudah 13 kali anaknya gagal ujian praktek SIM hingga akhirnya ia tak tahan lagi.
Ibu di Gresik mengamuk bahkan langsung mendatangi kantor untuk mencurahkan kekesalannya.
Belakangan, sebuah video ibu-ibu di Gresik ngamuk-ngamuk karena anaknya gagal ujian SIM sampai 13 kali itu viral.
Dalam video itu, wanita tersebut berkeluh kesah, tak ingin anaknya menjadi pemain sirkus gara-gara mengikuti ujian SIM tersebut.
Dilansir dari laman TribunGresik.com, wanita tersebut diketahui bernama Marita Sani.
Baca juga: SOSOK Mariana, Wanita 41 Tahun yang Nikahi Remaja, Profesinya Disorot, Ternyata Juragan & Kaya Raya
Dalam video berdurasi 4 menit 57 detik tersebut, Marita mengadu ujian praktek SIM di Satlantas Polres Gresik.
Video tersebut viral di grup whatsapp, hingga instagram Loker_gresikk dan sudah ditonton 30 ribu.
"Saya mau melaporkan ke pak Kapolri tadi pagi sempat adu mulut di Satlantas Gresik."
"Tadi mengawal anak saya kenapa 13 kali tidak lulus-lulus, ternyata himbauan pak Kapolri kemarin tidak diberlakukan," ucap Marita dalam video yang viral.
Marita mengaku tidak ingin anaknya menjadi pemain sirkus karena ujian praktek SIM.
"Anak saya 13 kali gagal, saya tidak mau anak saya jadi pemain sirkus."
"Ternyata himbauan pak kapolri kemarin tidak dipakai, aturannya masih sulit. Saya ngamuk-ngamuk di sana," ucapnya lagi.
Baca juga: FULL BAHAGIA Gaji PNS dan PPPK Akan Naik hingga Rp 6 Juta di Agustus 2023, Inilah Perbandingannya
Hingga berita ini diturunkan TribunJatim.com masih melakukan upaya konfirmasi Kasatlantas Polres Gresik AKP Agung Fitransyah.
Sebenarnya, ada alasan tertentu mengapa Ujian SIM dibuat sangat sulit.
Alasan ujian untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) memang sengaja dibuat sulit akhirnya diungkap Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi
Firman Shantyabudi mengatakan bila ujian untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) memang sengaja dibuat sulit.
Hal tersebut dilakukan supaya masyarakat yang sudah dinyatakan lolos dan boleh memacu kendaraannya di jalan, benar-benar memiliki kompetensi mumpuni. Jadi, tingkat kecelakaan lalu lintas bisa ditekan.
Baca juga: Cara Memilih Sabun Mandi Sesuai Jenis Kulit, Berikut Aspek yang Perlu Diperhatikan
"Sebab jalan itu merupakan daerah yang berbahaya. Naik motor, mobil, di situ ada namanya kecepatan. Kulit dan daging, bertemu aspal. Oleh karena itu, mengapa tak sembarang orang diberikan ijin (hanya lulus SIM)," katanya di Jakarta, Jumat (28/7/2023), dikutip jatim.tribunnews.com.
"Jadi kita harapkan masyarakat juga tidak menilai salah ketika kita melakukan tes yang mereka anggap sulit. Namanya juga, seleksi. Kita buatnnya tidak mengarang-ngarang karena ada tujuannya," lanjut Firman.