Trend dan Viral

Terungkap Deretan Ajaran Sesat Ponpes Al Zaytun Indramayu, Pemerasan, Makar, hingga Dugaan Pelacuran

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
Massa dari pihak Ponpes Al Zaytun saat menunggu pendemo datang, Kamis (15/6/2023)

TRIBUNHEALTH.COM - Berikut ini terungkap deretan ajaran sesat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu.

Diketahui, Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat sedang menjadi sorotan publik lantaran ponpes ini mengundang banyak kontroversi.

Melansir Serambinews.com, mantan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, Ken Setiawan, membeberkan praktek janggal pusat pengajaran agama tersebut.

Dilansir TribunWow.com, selain kecurigaan adanya gerakan makar, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center tersebut menyebutkan dugaan pelanggaran pidana.

Baca juga: Ketahuan Selingkuh, Seorang Istri Mencoba Bunuh Diri Saat Suami Putuskan Tempuh Jalur Hukum

Antara lain pemerasan terhadap umat maupun prakter pelacuran hingga ajaran agama sesat.

Hal tersebut dibeberkannya saat ditemui seussai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023)

Menurut penuturan Ken Setiawan, pihak Ponpes menggunakan surat Alquran Tadabbur (9:103) untuk menarik iuran paksa dengan dalih infaq.

"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ungkap Ken Setiawan, dikutip TribunCirebon.com.

Apabila tak bisa membayar, maka pihak Ponpes menawarkan cara lain untuk memenuhi infaq tersebut.

Cara tersebut antara lain adalah dengan menjual anak kandung, bahkan menjual diri.

Baca juga: Viral di China Jajanan Oseng Batu Kerikil Harga Rp 30 Ribu per Porsi Cocok untuk Diet, Berminat?

"'Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya'," tutur Ken Setiawan menirukan perkataan pihak Ponpes.

Bila anak tersebut diserahkan, orangtua tidak diperbolehkan bertemu dengan buah hatinya hingga banyak yang menjadi gila akibat depresi.

Bahkan, jemaah perempuan ada yang sampai menjual diri dan rela digilir empat laki-laki demi membayar infaq.

Eks pengurus Ponpes Al Zaytun tahun 2000-2002 tersebut menyebutkan bahwa ajaran yang diberikan mengolaborasikan ajaran islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar Ken Setiawan dikutip TribunCirebon.com.

Selain itu, terdapat sejumlah rukun islam yang diubah, di antaranya ketentuan naik haji dan lempar jumrah.

Baca juga: Cuaca Panas Sering Memicu Panas Dalam, dr. Zaidul Bagikan Tips Mengatasinya dengan Resep Berikut

Massa dari pihak Ponpes Al Zaytun saat menunggu pendemo datang, Kamis (15/6/2023) (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Baca juga: Diduga Kesal Bekal Makan Kerap Dimakan Anjing, Tiga Buruh Tega Lempar Anjing Peliharaan ke Buaya

Alih-alih ke Mekkah, jemaah diajari menunaikan ibadah haji dengan mengelilingi Ponpes Al Zaytun seluar 1.200 hektare dengan mobil.

Melempar jumrah pun dilakukan memakai sak semen.

Ken Setiawan menyebutkan pihak ponpes menunjukkan indikasi gerakan makar.

Pasalnya, mereka menilai Indonesia yang berdasar hukum pancasila menjadi jahiliyah sehingga pengikutnya tak diwajibkan untuk salat.

Baca juga: 8 Kata-kata yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Istri Kepada Suami, Berikut Penjelasan dr Aisah Dahlan

Halaman
123