TRIBUNHEALTH.COM - Apakah benar bila diet itu mengindari karbohidrat?
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Christin Lumban Tobing menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas TV.
"Yang pertama, sama. Banyak yang suka salah paham, karbohidrat itu bukan sesuatu yang harus dihindari atau dibenci. Karena itu adalah salah satu nutrisi yang kita butuhkan, dan kita butuhkannya jumlahnya banyak sebenarnya. Jadi gak boleh dihindari," kata dr. Christin Lumban
Baca juga: Bagaimana dengan Pilihan Sedot Lemak untuk Tujuan Diet? Ini Kata Dokter Spesialis Gizi Klinik
Cuma, yang sering salah kaprah adalah porsinya.
"Selama porsinya sesuai kebutuhan kita, maka tidak akan berlebihan, berat badannya juga gak akan naik," imbuhnya
Jadi mau berapa banyak karbonya?
"Karbonya itu sekitar 50 sampai 60 persen dari total kalorinya kita," lanjutnya
Misalnya kebutuhannya sekitar 1.500 kalori sehari, berarti karbonya sekitar 50 persen atau 60 persennya.
Mungkin sekitar 750 sampai 800 kalori.
"Kalau kita konversikan ke gram, berarti bisa sekitar 200 gram per hari. Smeenatra untuk sekali makan nasi, porsi ini deh makanan cepat saji sebenarnya 100 gram nasi, karbohidratnya udah 40 gram sendiri. Nah bayangin mau dapat 200 gram sebenarnya masih boleh makan nasi setidaknya 3 kali sehari. Jadi jangan dihindari gitu, " ujar dr. Christin
Baca juga: Bagaimana bila Diet dengan Mengkonsumsi Minuman Herbal? Ini Kata dr. Christin Lumban Tobing, Sp.GK
Apa saja buah yang dihindari saat diet?
"Sama seperti si nasi tadi, sebenarnya kalau dibilang dihindari berarti sama sekali tidak dimakan. Sebenarnya tidak ada, kembali lagi ke kalorinya berapa, sama kandungan nutrisinya berapa," katanya
Selama sesuai dengan porsi, selama sesuai dengan kebutuhan kita, tentu tidak masalah.
"Hati-hati kenapa buah juga tidak boleh terlalu banyak, karena kalori buah itu sebenarnya tinggi. Mindset nya diubah bukan berarti kalau buah makanan sehat berarti boleh bebas. Enggak, segala sesuatu baik itu sehat atau makanan biasa, selama kalorinya berlebihan porsinya jangan berlebih. Gitu." pungkasnya
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Christin Lumban Tobing, Sp.GK. Seorang dokter spesialis gizi klinik.
(TribunHealth.com/PP)