Trend dan Viral

Punya Gaji hingga Rp 132 Juta Sebulan, Pekerjaan Ini Justru Sepi Peminat di Singapura, Berminat?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi tukang ledeng di Singapura, gajinya lebih dari Rp 100 Juta

Namun, dalam kasus tukang ledeng asing, biaya ini naik menjadi 4.000 SGD.

Tan menyebut angka ini menjadi terlalu mahal jika harus ditanggung perusahaan yang mempekerjakannya.

Karena alasan inilah Tan memperkirakan sekitar setengah dari tenaga kerja tukang ledeng asing di Singapura tidak memiliki izin.

Presiden Plumbing Society, Dickrose Masalamani, memberi penjelasan kepada Mothership mengapa peminat tukang ledeng berlisensi sepi peminat meski memiliki gaji tinggi.

“Untuk menjadi tukang ledeng berlisensi PUB, tukang ledeng lokal harus memiliki minimal dua tahun pengalaman pipa ledeng dan menyelesaikan kursus sembilan bulan yang ditawarkan oleh Building and Construction Authority (BCA), serta kursus sembilan hari yang diselenggarakan oleh Singapore Plumbing Society (sebelumnya dilakukan oleh PUB)," katanya.

"Penilaian untuk kursus ini meliputi tes tertulis dan wawancara lisan, yang dapat menimbulkan tantangan bagi beberapa tukang pipa lokal. Ada kasus di mana tukang ledeng lokal berkali-kali gagal dalam wawancara."

Masalamani mencontohkan, saat ini terdapat 1.070 tukang ledeng berlisensi di Singapura, 1.010 di antaranya adalah penduduk lokal dan penduduk tetap, sedangkan sisanya 60 orang asing.

"Kami tidak yakin berapa banyak tukang ledeng tanpa izin di Singapura karena mereka tidak terdaftar," tambahnya.

Baca juga: Dokter Kaget Lihat Hasil Rontgen Balita Ini, Ada Gumpalan 40 Permen Karet dalam Perut, Kok Bisa?

Tenaga kerja mulai menua

Ilustrasi tukang ledeng di Singapura, gajinya lebih dari Rp 100 Juta (Pexels)

Selain itu, kekurangan tenaga kerja diperparah oleh tenaga kerja industri yang menua, kata Tan dan Masalamani.

Tan memperkirakan usia rata-rata tukang ledeng di Singapura adalah 50 hingga 60 tahun.

“Saya punya rekan yang berusia di atas 70 tahun dan masih bekerja,” imbuhnya.

Menurut Tan, anak muda tidak mau masuk industri karena khawatir dengan lingkungan kerja dan gaji.

Namun, ada upaya untuk menarik anak muda ke industri ini melalui berbagai cara seperti media sosial, jelasnya.

Tan, yang juga bertanggung jawab atas kursus pelatihan masyarakat, mengatakan bahwa upaya ini tampaknya telah berhasil, dengan proporsi anak muda yang mengikuti kursus meningkat dari 10 persen pada tahun 2022 menjadi 30 persen tahun ini.

Saat ditanya oleh Mothership tentang apa yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan tukang pipa, Masalamani menambahkan:

"Kami telah mengadakan dialog dengan NTUC dan PUB baru-baru ini untuk melihat bagaimana kami dapat mempromosikan perdagangan pipa untuk menarik lebih banyak tukang ledeng untuk bergabung dengan sektor ini, seperti mengembangkan Model Kemajuan Karir untuk menarik tenaga kerja lokal untuk bergabung dengan industri ini. Kami akan mengumumkan lebih lanjut di waktunya."

Baca juga: Ikuti Trial Test TKD dan Akhlak Resmi dari Panitia Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Simak Jadwalnya

Hanya tukang ledeng berlisensi yang dapat melakukan perbaikan bangunan komersial

Ilustrasi tukang ledeng di Singapura, gajinya lebih dari Rp 100 Juta (Pexels)

Tan juga mengklaim bahwa untuk proyek renovasi dan konstruksi independen, lebih dari 90 persen tukang ledeng yang dipekerjakan tidak memiliki izin karena tidak ada persyaratan bagi mereka untuk benar-benar memiliki izin.

Sebagai perbandingan, hanya tukang ledeng berlisensi yang diperbolehkan melakukan perbaikan dan pembersihan bangunan seperti pusat perbelanjaan, tambahnya.

Halaman
123