TRIBUNHEALTH.COM - Senyum adalah salah satu aktivitas yang tentunya sangat mudah untuk dilakukan oleh setiap orang.
Namun nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi sebagaian kecil warga di Jepang.
Melansir TribunJogja, sejumlah warga di Jepang rela melakukan kurus tersenyum agar senyumnya manis.
Mereka harus merogoh kantong hingga jutaan rupiah untuk bisa memiliki senyum yang manis.
Baca juga: Masa Kecil Penuh Perjuangan, Bocah Kecil Ini Dulu Figuran dan Dibayar Murah, Kini Sudah Kaya Raya
Baca juga: Tak Dapatkan Perlakukan yang Layak, Siti Ungkap Rasa Khawatir Jelang Sha Wang Dideportasi ke Taiwan
Tempat-tempat kursus tersenyum di Jepang ini mulai banyak diminati oleh warga sejak pemerintah setempat tak mewajibkan masker seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19.
Salah satunya di Keiko Kawano.
Di salah satu kelas Keiko Kawano, terdapat belasan siswa sekolah seni Tokyo yang memegang cermin di depan wajah meraka.
Mereka melebarkan sisi bibirnya ke atas dengan jari-jari sebagai cara berlatih untuk tersenyum.
Berlatih tersenyum bukanlah sesuatu yang kebanyakan orang pilih untuk menghabiskan uang mereka.
Dikutip dari Kompas.com, salah seorang siswa sekolah itu, Himawari Yoshida (20), mengaku merasa perlu memperbaiki senyumnya untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.
"Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama (pandemi) Covid-19, jadi ini latihan yang bagus," kata Himawari, sebagaimana dikutip Reuters.
Baca juga: TEGA, Suami Tak Beri Nafkah Istri Sepeser Pun Meski Memiliki Gaji Rp 35 Juta Perbulan, Ini Alasannya
Baca juga: Tak Ada Panti Asuhan yang Menerima, Siti Ungkap Ayah Sha Wang yang Minta Bawa Anaknya ke Indonesia
Perusahaan Kawano Egaoiku memiliki arti "Pendidikan Senyuman" mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Warga yang mengikuti kursus senyum ini berasal dari berbagai latar belakang.
Mulai dari perusahaan yang mencari tenaga penjualan yang lebih mudah didekati dan pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Untuk dapat mengikuti kursus ini, setiap peserta dipatok dengan tarif 7.700 yen per jam atau setara dengan Rp 800.000.
Bahkan sebelum pandemi, mengenakan masker di Jepang adalah hal yang normal bagi banyak orang saat musim flu dan masa ujian karena khawatir tertular penyakit.
Meskipun Pemerintah Jepang telah mencabut rekomendasinya untuk memakai masker pada Maret lalu, banyak orang yang belum melepaskan maskernya setiap hari.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Sebut Bagian Ayam Ini Dapat Membuat Kulit Kencang dan Glowing, Bagian Apa Saja?
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan lembaga penyiaran publik NHK pada Mei menunjukkan 55 persen orang Jepang mengaku memakai masker sesering dua bulan sebelumnya.
Hanya 8 persen yang mengatakan mereka telah berhenti memakai masker sama sekali.
Menariknya, kira-kira seperempat dari siswa sekolah seni yang mengikuti kelas tersebut tetap memakai masker mereka selama pelajaran.