TRIBUNHEALTH.COM - Kanker ovarium adalah salah satu penyebab utama kematian terkait kanker di kalangan wanita di seluruh dunia.
Meski kasus kanker ovarium terbilang tinggi, masih banyak kesalahpahman terkait penyakit ini.
Misalnya saja anggapan bahwa kanker ovarium hanya menyerang wanita tua, hingga miskonsepsi soal gejala penyakit ini.
Dilansir TribunHealth.com dari Times of India, berikut ini sederet mitos dan fakta kanker ovarium.
Baca juga: Kista Paratubal Tumbuh di Dekat Ovarium dan Saluran Tuba, Bisakah Mempengaruhi Kesuburan?
Mitos 1: Kanker ovarium hanya menyerang wanita tua
Dr. Mandeep Singh Malhotra, Direktur- Bedah Onkologi, Rumah Sakit CK Birla, Delhi, India, dengan tegas membantah hal ini.
Memang benar, semakin tua usia wanita, makin berisiko pula terkena kanker ovarium.
Kendati demikian, wanita pada usia berapa pun pada dasarnya bisa terkena penyakit ini.
“Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa hanya wanita yang lebih tua yang dapat terkena kanker ovarium. Meskipun kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun, penyakit ini dapat menyerang wanita dari segala usia, termasuk dewasa muda dan remaja," tandasnya.
"Usia puncak kanker ovarium di India, seperti di kebanyakan negara lain, adalah antara usia 45 dan 65 tahun. Namun, kanker ovarium dapat terjadi pada semua usia, termasuk pada wanita yang lebih muda.”
"Penting untuk dicatat bahwa kejadian kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, dengan sebagian besar kasus terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun. Di India, seperti di bagian lain dunia, kejadian kanker ovarium lebih rendah pada wanita yang lebih muda. dan meningkat terus seiring bertambahnya usia," pungkasnya.
Baca juga: Fakta-fakta Mengenai Kista Ovarium, Mulai dari Jenis hingga Pentingnya Diagnosis Dini
Mitos 2: Kanker ovarium selalu terdeteksi melalui tes Pap (Pap Smear)
Fakta: Tes Pap tidak digunakan untuk skrining kanker ovarium, tujuannya hanya untuk mendeteksi kanker serviks.
Kanker ovarium tidak memiliki tes skrining yang dapat diandalkan untuk populasi umum.
Saat ini, belum ada pemeriksaan rutin yang dapat mendeteksi kanker ovarium secara dini.
Banyak pasien wanita mengidentifikasi kanker ini ketika penyakit telah berkembang ke jaringan dan organ sekitarnya.
Bersamaan dengan pemeriksaan panggul menyeluruh, dua diagnostik yang paling umum digunakan untuk kanker ovarium adalah ultrasonografi transvaginal (TVUS) dan tes darah CA-125, yang dapat mendeteksi kanker ketika sudah mencapai stadium lanjut.
Jika Anda merasakan gejala apa pun, penting untuk melakukan pemeriksaan panggul rutin atau tahunan untuk deteksi dini.
Pemeriksaan ginekologi secara teratur dan kesadaran akan gejala seperti perut kembung, nyeri panggul, dan kesulitan makan atau merasa kenyang dengan cepat dapat membantu deteksi dini dan pengobatan segera.
Baca juga: Penderita Kegagalan Ovarium Prematur Hanya Bisa Memiliki Keturunan Melalui Program Bayi Tabung
Mitos 3: Semua kista ovarium adalah sejenis kanker ovarium