Mohon diberikan penjelasan dokter, terima kasih.
Mala, Solo.
Baca juga: Cegah Keparahan dan Kemerahan pada Dermatitis Atopik dengan Gunakan Sabun Bayi hingga Pelembap
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arieffah, Sp.KK menjawab:
Eksim yang sering terjadi di Indonesia adalah eksim atopik atau eksim susu.
Sedangkan eksim yang jarang terjadi adalah eksim karena hewan laut.
Eksim biasanya terjadi pada orang yang memang memiliki bakat, yaitu bakat kulit yang lebih kering daripada orang lain.
Kondisi ini terjadi karena memang secara genetik ia diturunkan atau terlahir seperti itu.
Penderita eksim memiliki genetik yang berbeda dengan orang yang memiliki kulit normal.
Genetik tersebut bernama filaggrin, yang merupakan defisiensi atau kurangnya gen ini pada penderita eksim.
Baca juga: Tips Mencegah Kekambuhan Dermatitis Atopik, Gunakan Pelembap hingga Hindari Faktor Pencetus
Baca juga: dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK Bagikan Tips Cara Pengobatan Dermatitis Atopik dari Rumah
Gen ini berfungsi untuk merekakkan lapisan kulit.
Kulit manusia itu diibaratkan seperti batu bata yang disusun, ada bata dan ada semen untuk merekatkan dari bawah sampai atas.
Sama seperti kulit, namun penyusunnya bukan batu bata, tetapi sel kulit yang paling luar.
Kemudian perekatnya bukan semen, namun berupa cairan antar sel atau perekat antar sel bernama cementum.
Seseorang yang mengalami defisiensi filaggrin ini biasanya kekurangan pelembap.
Misalnya pada orang normal memiliki jumlah pelembap 100, namun pada seseorang yang defisiensi filaggrin ini pelembabnya 50 atau 80.
Selain sel-selnya ini tidak bisa merekat dengan baik, lapisan atasnya pun juga kurang tebal.
Baca juga: dr. Prasna Pramita Paparkan 2 Faktor yang Menjadi Pemicu Terjadinya Alergi, Berikut Penjelasannya
Baca juga: Manfaat Konsumsi Blueberry untuk Kesehatan Kulit, Melawan Penuaan Dini hingga Bantu Penyembuhan Luka
Lalu konsekuensinya apa kalau kondisinya seperti ini?
Kulit ini merupakan lapisan terluar sebagai pertahanan tubuh.
Kalau lapisan luarnya atau lapisan pelindung lebih tepis, maka bakteri atau infeksi lebih mudah masuk.
Kedua, semen-semannya itu kan tidak rapat jadi ada celah, yang pada saat terjadi infeksi itu lebih mudah masuk.