Trend dan Viral

Kelamaan Pakai Masker, Orang Jepang Lupa Cara Tersenyum, Berbondong-bondong Ikuti Pelatihan Senyum

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Orang-orang menyeberang jalan di distrik Shibuya Tokyo pada 13 Maret 2023 pada hari pertama pengurangan persyaratan penggunaan masker. Pemerintah Jepang melonggarkan pedoman penggunaan masker pada 13 Maret, merekomendasikan penggunaan masker hanya di kereta yang penuh sesak dan di rumah sakit atau panti jompo, tetapi hanya ada sedikit tanda bahwa penduduk ingin membuka masker.

TRIBUNHEALTH.COM - Seperti seluruh dunia, orang-orang di Jepang menghabiskan waktu dengan memakai masker selama beberapa tahun ke belakang.

Pemerintah Jepang akhirnya mencabut mandat pemakaian topengnya minggu lalu.

Namun rupanya masih banyak orang yang enggan melangkah keluar tanpa penutup wajah.

Kini penyebabnya bukan karena takut virus corona, tapi orang-orang di Jepang sudah lupa caranya tersenyum.

Isu ini menjadi keresahan banyak orang di Jepang, yang mengharuskan mereka mengambil pelatihan untuk mengajari bagaimana cara tersenyum tanpa terlihat palsu.

Seminar “latihan senyum” telah menjadi hal yang populer di Jepang.

Pelatihan semacam ini ramai dihadiri berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga yang muda.

Baca juga: Masa Darurat Pandemi Berakhir, tapi Covid-19 Masih Tetap Ada, Gejalanya Mirip dengan Flu

Ilustrasi masker di Jepang (Times of India)

Firstpost.com memberitakan pelatihan senyum didominasi oleh wanita.

Tapi benarkah tidak tersenyum untuk beberapa waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang lupa cara tersenyum?

Belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan masker dalam waktu lama memengaruhi otot wajah.

"Otot wajah dapat dilatih seperti otot lainnya, meskipun pelatihan semacam itu bisa jadi menantang, karena variabilitas yang besar di antara individu," kata Profesor Hanein, yang menjalankan laboratorium rekayasa saraf di Universitas Tel Aviv di Israel, kepada NYT.

Banyak yang banting stir jadi pelatih senyum

Orang jepang lupa caranya tersenyum (Pexels)

Keiko Kawano, seorang penyiar radio yang kini banting stir dengan mendirikan Egaoiku (diterjemahkan sebagai “pendidikan senyum”), menekankan perlunya wajah yang tersenyum.

Mempelajari cara tersenyum tidak hanya memengaruhi penampilan seseorang, tetapi juga pola pikirnya, katanya.

“Bahkan jika Anda berpikir untuk tersenyum atau bahagia, jika Anda tidak memiliki ekspresi, itu tidak akan sampai ke penonton,” katanya.

Sesi serupa diselenggarakan di pusat perawatan lansia di Tokyo awal bulan ini untuk membantu orang Jepang yang lebih tua belajar bagaimana tersenyum lagi.

Akiko Takizawa, 79 tahun, yang menghadiri seminar tersebut, mengatakan kepada harian Jepang Mainichi Shimbun bahwa dia tidak menunjukkan senyumnya kepada orang lain selama pandemi karena dia tidak memiliki kesempatan untuk melihat orang.

“Saya diingatkan betapa pentingnya senyuman,” tambahnya.

Baca juga: Tanda Paru-paru Belum Sembuh dari Covid-19, Merasa Sesak Napas meski Pemeriksaan Jantung Normal

Jadi bisnis baru yang menggiurkan

Orang-orang menyeberang jalan di distrik Shibuya Tokyo pada 13 Maret 2023 pada hari pertama pengurangan persyaratan penggunaan masker. Pemerintah Jepang melonggarkan pedoman penggunaan masker pada 13 Maret, merekomendasikan penggunaan masker hanya di kereta yang penuh sesak dan di rumah sakit atau panti jompo, tetapi hanya ada sedikit tanda bahwa penduduk ingin membuka masker. (AFP/Yuichi YAMAZAKI)

Bisnis senyum memang sedang booming di Jepang.

Halaman
12