Dokter Spesialis Anak Jelaskan Upaya yang Harus Dilakukan Orang Tua ketika Anak Tersedak

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi anak yang tersedak, begini pemaparan Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A

TRIBUNHEALTH.COM - Ada beberapa anak yang lahir dengan tubuh sehat dan sebagian lagi menderita penyakit penyerta.

Perawatan anak yang memiliki tubuh sehat dengan anak yang memiliki riwayat penyerta tentu saja berbeda.

Lantas apa yang harus dilakukan orang tua jika penyakit penyerta anak kambuh saat diajak mudik?

Mengenai hal ini Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A menyarankan agar orang tua menghubungi dokter yang biasanya merawat anak sebelum melakukan perjalanan mudik.

Saat memutuskan hendak mudik tentunya tidak mendadak dan pasti terencana.

"Sampaikan ke dokter yang menangani anak bahwa obat rutinnya mungkin tinggal sekian hari padahal mudiknya sekian lama, ya nanti dokter yang biasanya akan memberikan tambahan obat, mungkin akan memberikan resep, mungkin nomor kontak, mungkin anak sehat lain khusus anak tersebut karena makanan tertentu mungkin harus dihindari itu disampaikan," pesan Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A.

Baca juga: Ini Penyakit yang Mengintai Anak Saat Lebaran Menurut Dokter Spesialis Anak, Orang Tua Wajib Tahu

Ilustrasi seorang anak sedang berkonsultasi bersama dokter sebelum mudik, begini pesan Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A (Pexels.com)

Baca juga: Waktu Paling Ideal untuk Keramas adalah 2-3 Hari Sekali, Terlalu Sering Keramas Menyebabkan Kering

"Jadi persiapannya tidak hanya menyiapkan kendaraannya saja di bengkelnya servis, tapi juga anaknya dikonsultasikan dengan dokter," pungkas Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A.

Seyogyanya para orang tua melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak sebelum melakukan perjalanan mudik.

Hal ini sebagai upaya antisipasi jika terjadi sesuatu pada anak ketika mudik.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan Tribun Jogja program Bincang Kesehatan edisi 13 April 2023.

Upaya yang harus dilakukan ketika anak tersedak

Saat sampai di tempat tujuan mudik, biasanya anak akan bermain dengan sanak saudara yang jarang ditemuinya.

Kasus yang sering terjadi adalah saat bermain dengan keluarga yang ditemuinya, terkadang anak mengonsumsi sesuatu yang tidak ditemukan di rumah dan bahkan anak tersedak ketika mengonsumsi makanan tersebut.

Lantas upaya apa yang perlu dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi?

"Mudik itu mempertemukan banyak orang dari berbagai generasi, maka semakin kecil anak yang dilibatkan dalam pertemuan mudik semakin berisiko untuk mengalami sakit karena digendong oleh tidak hanya ibunya, tetapi dipindahkan ke tantenya, omnya dan lain sebagainya," ujar Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A.

Baca juga: Rupanya Gangguan Mental dan Gangguan Kepribadian Berbeda, dr. Yanne Cholida Ungkap Penjelasannya

Ilustrasi anak yang tersedak, begini penjelasan Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A (Grid.ID)

Baca juga: Terdapat Beragam Faktor yang Meningkatkan Risiko Alami Ketombe, Salah Satunya adalah Penyakit Saraf

"Mungkin tidak hanya berisiko tertular dengan orang yang sakit, tapi juga berisiko disuapi oleh tantenya, omnya, kakeknya menu-menu yang sebetulnya belum siap untuk anak," kata Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A.

"Misalnya bayi yang baru mendapat MPASI yang seharusnya cair, ini diberi yang agak padat bahkan mungkin padat karena disuapi dari piringnya maka mungkin belum mampu menelan dengan baik bahkan ada risiko tersedak," lanjut Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A.

Agar anak tidak tersedak, maka pencegahan utama yaitu anak yang disuapi memiliki kriteria usia tertentu sehingga menunya harus disesuaikan.

Tidak semua menu yang aman dikonsumsi oleh orang dewasa juga aman untuk anak.

Apabila hendak memberikan suapan kepada anak sebaiknya tidak disertai dengan bercanda atau bermain.

Halaman
12