TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini sudah tidak jarang kita menjumpai seseorang yang sudah terbiasa merokok.
Apalagi sekarang ini rokok elektrik atau vape sudah banyak digunakan, terutama oleh remaja bukan hanya orang dewasa saja.
Benarkah rokok elektirik atau vape bisa mengurangi kecanduan rokok tembakau?
Dokter spesialis paru, dr. Jaka Pradipta menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.
"Saat ini WHO dari Indonesia belum menyatakan bahwa vape bisa menggantikan ketergantungan orang terhadap rokok. Dan bahkan ini seperti memindahkan masalah dari kandang macan ke kadang singa. Jadi gak akan selesai juga," kata dr. Jaka Pradipta
Baca juga: Dokter: Berpuasa Justru Mengurangi Jumlah Rokok yang Menyebabkan Kondisi Mulut Tidak Sehat
Dari sisi kedokteran, apakah vape lebih aman karena tidak mengandung nikotin tembakau dan sebagainya?
"Vape tetap menimbulkan masalah baru meskipun tidak menggunakan tembakau," imbuhnya
Karena vape membakar logam, kemudian uap air yang banyak mengandung zat-zat yang seharusnya tidak masuk ke saluran nafas, yaitu zat-zat gula yang seharusnya masuk ke pencernaan.
Pada orang-orang dengan gangguan asma, gangguan alergi bisa juga menimbulkan gangguan kondisi paru yang lebih berat lagi.
Baca juga: Dokter Paru Sebut Seorang Perokok akan Mudah Terkena Pneumonia, Berikut Alasannya
Apakah vape bahaya bagi remaja?
"Remaja memang target marketing dari vape. Karena dengan rasa yang enak dan bentuk-bentuk yang menarik, memang menarik untuk remaja," ujar dr. Jaka Pradipta
"Tapi hati-hati dengan remaja yang sudah memulai vape, maka nanti dikemudian hari dia akan bisa masuk ke rokok konvensional ataupun bisa masuk ke narkoba." timpalnya
Karena vape saat ini pun bisa digunakan untuk mariyuana yang dihisap dengan menggunakan vape.
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. jaka Pradipta Sp.P. Seorang dokter spesialis paru.
(TribunHealth.com/PP)