Pneumonia memang menjadi salah satu penyulit khusunya kami sebagai dokter spesialis paru, dokter tata laksana, terutama untuk populasi-populasi yang rentan seperti usia tua dan memiliki komorbid.
Biasanya karena akumulasi dahak yang banyak dimana di kantong udara yang letaknya sangat tepi yang berkelok-kelok beberapa meter, sehingga dahak dari bawah ke atas susah.
Jadi komplikasinya atau penyulitnya adalah dahaknya sulit keluar, sehingga tata laksana medis biasanya kita bantu untuk diencerkan, diberikan obat pengencer dan sebagainya.
Untuk komplikasi karena terjadinya di saluran nafas bawah atau alveoli biasanya menyebabkan pasien-pasien tersebut kesulitan mengeluarkan dahak dimana dahak ini dapat menimbulkan sesak nafas yang bertambah.
Jadi komplikasi yang terjadi adalah kesulitan mengeluarkan dahak.
Yang kedua, bila terjadi derajat yang berat bisa menimbulkan sesak nafas atau gagal nafas.
Jadi pasien disini akan membutuhkan oksigen tekanan tinggi bahkan ventilator atau alat bernafas atau ventilasi mekanis.
Selain itu juga akan menimbulkan sepsis, yaitu infeksi yang menyebar ke pembuluh darah.
Baca juga: Protein Hewani Efektif Cegah Anak Stunting, Prof. dr. Budi Wiweko, Sp.OG Jelaskan Alasannya
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Penanganan Penderita Kanker Leher Rahim dari Stadium Awal hingga Lanjut
Jadi tidak hanya parunya saja yang terinfeksi, tapi semua organ.
Sehingga nanti organ jantungnya ikut kena imbas, liver, ginjal pun juga kena imbas.
Kemudian komplikasi lain adalah emfisema, emfisema yaitu munculnya nanah atau cairan di dalam rongga pembungkus paru, istilahnya rongga pleura.
Apabila ada kondisi seperti ini maka cairan harus di sedot dari luar.
Ada lagi mungkin beberapa komplikasi lain, hanya saja komplikasi diatas yang paling sering kami temui pada kondisi pneumonia dan yang paling parah bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Anak Diare, Penuhi Asupan Cairan dan Waspadai Gejala Komplikasi
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.