Secara umum, pemasangan implan dilakukan pada pasien diatas usia 16 tahun.
Namun secara spesifik memiliki indikasi kehilangan gigi.
"Artinya kan pada saat kita (dokter gigi) memasang implan giginya tidak ada, adanya kehilangan gigi atau adanya gigi yang tidak tumbuh," ungkap Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, drg. Hendra Nur, Sp. Pros.
4. Kondisi tulang pasien
Pasalnya dokter giig harus mengetahui kondisi tulang pasien.
"Kan kita memasang implan itu pada tulang, jadi kita harus tahu tulangnya ini apakah kondisinya baik atau tidak, ketebalannya cukup atau tidak, apakah ada penyakit penyerta atau tidak. Itu harus kita pastikan," lanjut Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, drg. Hendra Nur, Sp. Pros.
5. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk seperti bruxism atau mengerot ketika tidur.
Apabila memiliki bruxism, drg. Hendra sarankan untuk menyembuhkan dahulu bruxismnya.
6. Perokok berat
Kebiasaan merokok bisa menyebabkan implan gigi menjadi terlepas.
Tentu saja bukan tak mungkin hal ini menyebabkan periodontitis.
Baca juga: Stop Overthingking, Bisa Sebabkan Masalah pada Organ Tubuh salah Satunya Bikin Kulit Tidak Sehat
Baca juga: Kemoterapi pada Anak dengan Leukimia, Apakah Bisa Diganti dengan Cara Lain? Ini Pernyataan Dokter
Akibat periodontitis, pada akhirnya terjadi kerusakan pada jaringan sehingga implan tidak kuat dan pada akhirnya terlepas.
Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, drg. Hendra Nur, Sp. Pros sarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.
7. Pasien harus bisa menjaga kebersihan mulut
Baca juga: Lama Kemoterapi yang Dibutuhkan Pasien untuk Tangani Kanker Darah menurut Ahli
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, drg. Hendra Nur, Sp. Pros dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 November 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.