Selain itu, pastikan kedua orang tua jangan sering bertengkar.
Karena kadang kala seorang anak yang mendapatkan kekerasan seksual adalah karena kedua orang tua yang sering bertengkar.
Akhirnya anak mendapatkan kekerasan seksual entah dari tetangga, paman, atau dari siapa pun yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual.
Yang lebih mengejutkan lagi pelaku kekerasan seksual adalah orang tua sendiri juga bisa terjadi.
Baca juga: Psikolog Paparkan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak, Baik Secara Fisik Maupun Psikis
Adib Setiawan menegaskan, lingkungan yang sehat berawal dari anggota atau orang yang tinggal di rumah tersebut dan keakuran kedua orangtua atau potensi bertengkarnya orangtua.
Jika kedua orangtua sudah harmonis, kemungkinan besar seorang anak mendapatkan kekerasan seksual sangat kecil.
Tak hanya itu saja, saudara kandung yang sering bertengkar juga mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual.
Misalkan memiliki saudara kandung yang banyak atau sepupu yang tinggalnya satu rumah tentunya kurang sehat.
Pastikan lingkungan tempat tinggal tidak banyak orang, sehingga kan memberikan kenyamanan.
Baca juga: Dampak Kekerasan Seksual antara Anak Laki-laki dan Perempuan adalah Sama, Ini Kata Psikolog
Semakin crowded disuatu tempat, maka kemungkinan terjadinya kekerasan seksual semakin tinggi.
Situasi yang crowded misalnya saudara jauh sedang menumpang tidur dan ketika tidur, mau tidak mau pasti satu kamar dengan anaknya.
Dari hal tersebut kadang kala melakukan kekerasan seksual entah memeluk, tangan yang meraba-raba.
Adib Setiawan menegaskan, kekerasan seksual akan semakin sedikit jika budaya numpang-menumpang semakin sedikit.
Semakin banyak budaya orang menumpang, maka kekerasan seksual semakin tinggi.
Baca juga: Mengapa Orangtua bisa Tega Melakukan Kekerasan Seksual pada Anak Sendiri?
Ketika orang menumpang, artinya dalam tekanan, dan ketika dalam tekanan ada saja cara mencari kebahagiaan yakni dengan melakukan kekerasan seksual.
Jika ada saudara yang menumpang di rumah, pastikan orangnya terbuka, banyak omong, dan tidak pendiam.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)