Nyeri karena Salah Bantal, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Jawaban dr. Isrun Masari Sp.An., FIPM. CIPS

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi alami nyeri leher dan bahu akibat salah bantal, simak cara mengatasinya berikut.

Intervensi ini menjadi solusi jika dalam penanganan nyeri kronik tak ada perbaikan setelah dokter menganjurkan pasien mengonsumsi obat.

Jika terus dipaksa menggunakan obat, maka akan menimbulkan efek samping pada organ. Seperti gangguan ginjal atau lambung.

"Berbeda dengan manajemen nyeri intervensi, obat langsung diberikan pada sumbernya," imbuh Isrun.

Baca juga: Hindari Kebiasaan Duduk Sedikit Membungkuk Agar Terhindar dari Saraf Kejepit

Agar tidak salah penempatan, maka dokter akan menggunakan alat bantu dengan USG (Ultrasonografi).

Saat ini USG sangat berkembang, maka bisa dilakukan untuk membantu mendeteksi kelainan otot dan sendi.

"Dengan USG kita tahu, adanya robekan, saraf bermasalah atau sendi mengalami peradangan," tambah Isrun.

Selain itu dengan USG bisa menjadi panduan pada jarum yang akan digunakan untuk ditempatkan pada target nyeri yang dituju.

Nyeri Kronik

Ilustrasi seseorang yang mengeluhkan nyeri (kompas.com)

Nyeri kronik merupakan salah satu penyebab yang membuat pasien datang ke rumah sakit.

Nyeri yang terus berkelanjutan dan tidak tertangani akan menjadi masalah untuk produktivitas pasien dan lingkungan sekitar.

Dalam penatalaksanaan sehari-hari, seseorang yang merasa nyeri akan segera mengonsumsi suatu obat yang dianggap mampu meredakan keluhan nyeri.

Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Perut, Dokter: Berisiko Berbahaya hingga Akibatkan Kematian

Namun perlu menjadi catatan, jika setelah minum obat nyeri yang datang tak kunjung hilang secara permanen dengan intensitas yang kian meningkat.

"Setelah minum obat, nyeri hilang, tapi timbul lagi secara terus-menerus dan intensitas nyerinya semakin tinggi," ucap Isrun.

Jika demikian, mengakibatkan efektifitas obat kian menurun.

Ilustrasi obat pereda nyeri (kompas.com)

Dalam kondisi ini, solusi yang bisa ditempuh pasien hanya dua. Yakni minum obat atau operasi.

Namun sayangnya, beberapa pasien ada yang tidak bisa melakukan operasi karena satu dan lain hal. Salah satunya mempertimbangkan faktor usia.

Jika demikian maka pasien akan mengalami kondisi nyeri kronik.

Baca juga: Gejala Kanker Kandung Kemih Termasuk Nyeri Buang Air Kecil, Tak Hanya Adanya Darah dalam Urine

Intervensi manajemen nyeri saat ini, menjadi jembatan bagi penderita yang telah konsumsi obat secara maksimal dengan nyeri yang tak kunjung berkurang dan tidak bisa operasi.

Penjelasan dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)