Kekerasan seksual merupakan tindakan yang terkait dengan organ seksual, namun tindakan tersebut tanpa persetujuan dari korban.
Artinya ada unsur pemaksaan, sesuatu yang tidak disetujui atau tidak disukai oleh korban.
Penyebab dari kekerasan seksual karena pelaku tidak bisa menyalurkan hasrat seksual secara sehat.
Adanya nafsu yang tidak terlampiaskan oleh pelaku, maka menyebabkan mudah melampiaskan pada anak.
Bisa saja pelaku memiliki hasrat seksual yang tidak sehat, baik orangnya cenderung memaksa, cenderung kriminal, atau memang karena hasratnya tidak tersalurkan dengan baik dengan hal-hal yang diperbolehkan.
Baca juga: Penyebab dan Faktor Risiko Gangguan Makan, Mulai Riwayat Keluarga hingga Pelecehan Seksual
Misalnya seorang laki-laki yang tidak memiliki pasangan, sedang berkonflik dengan pasangan resmi atau hal-hal lain yang membuat pelaku melakukan tindakan kekerasan seksual pada orang.
Bisa saja memang karena adanya gangguan kepribadian pada pelaku.
Adib Setiawan menyampaikan, banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan seksual yakni hasrat seksual yang tidak sehat, kepribadian yang bermasalah atau karena pelaku memang tidak taat pada aturan.
Pelaku cenderung merasa aturan tidak mengenainya, sehingga baru mengetahui ketika sudah menerima akibatnya.
Barangkali di masa lalu pelaku terlalu dimanja oleh orang tua bisa saja menjadi penyebab seseorang melakukan kekerasan.
Baca juga: Keluarga Tak Harmonis Bisa Picu Kekerasan Seksual pada Anak, Psikolog Tekankan Pentingnya Edukasi
Kontrol diri yang kurang bisa juga menjadi salah satu penyebabnya.
Perlu diketahui bahwa banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan.
Dengan banyaknya faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan, pelaku banyak yang melakukan hal buruk kepada anak.
Barangkali pelaku melakukan pada anak, karena anak situasinya paling lemah.
Adib Setiawan mengatakan, kondisi anak merupakan situasi paling lemah dimana tidak bisa melakukan penolakan ataupun tidak bisa melawan.
Sehingga anak menjadi kelompok rentan untuk terjadi kekerasan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adis Setiawan, S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)