Lima Pilar Terintegrasi yang Dapat Menjadi Fokus Setiap Negara untuk Mengakhiri Pandemi Covid-19

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi upaya mengakhiri pandemi Covid-19, begini pemaparan Prof. Wiku Adisasmito

TRIBUNHEALTH.COM - Meskipun sudah diberlakukan penegakkan wajib booster untuk bepergian dan memasuki tempat umum, nyatanya kenaikan angka cakupan vaksin booster belum signifikan.

Sejak diberlakukan program booster pada awal tahun menuju akhir tahun ini cakupannya baru sebesar 26 persen saja.

Pengaturan wajib booster yang dikeluarkan tanggal 26 Agustus 2022 juga belum mampu menaikkan cakupan vaksin booster secara signifikan.

Hal ini ditandai dari kenaikan cakupan yang kurang dari 1 persen.

Kesimpulannya, kita semua perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi.

Kita semua perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek kesiapan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya untuk bersama-sama bertanggung jawab mencegah terjadinya kenaikan kasus dikemudian hari.

Baca juga: Mood Swing yang Tidak Terkontrol dengan Baik Bisa Menyebabkan Suatu Gangguan Emosional

Ilustrasi kesiapan mengakhiri pandemi Covid-19, begini penjelasan Prof. Wiku Adisasmito (pixabay.com)

Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 22 September 2022.

Baca juga: Apa Benar Kelonggaran Protokol Kesehatan Bisa Menyebabkan Sebagian Masyarakat Merasa Cemas?

Pada tanggal 22 September 2022, Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan panduan dan tanggung jawab yang harus dilakukan bersama dalam rangka mengakhiri pandemi Covid-19.

Pada tanggal 14 September 2022, WHO memperbarui pedoman penanganan Covid-19 yang menyoroti 5 pilar terintegrasi yang bisa menjadi fokus setiap negara dalam upayanya mengakhiri pandemi Covid-19.

Penting untuk menjadi perhatian pemerintah pusat, daerah dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama menegakkan 5 pilar ini agar akhir pandemi dapat segera diraih.

1. Surveilans, laboratorium dan pencerdasan masyarakat

Pilar yang pertama adalah surveilans, laboratorium dan pencerdasan masyarakat.

Surveilans adalah kunci untuk mengidentifikasi kasus sejak dini dan mencegah penyebaran yang lebih luas.

Kunci pelaksanaan surveilans ada ditingkat terkecil, yaitu RT RW yang didukung oleh petugas puskesmas di tingkat kelurahan.

Surveilans juga bisa terlaksana dengan baik jika ada dukungan dari warga untuk bersedia memberikan informasi yang benar apabila petugas melakukan penelusuran kontak.

Berikutnya adalah laboratorium yang berfungsi penting dalam penegakkan diagnosis Covid-19 terutama melalui tes PCR.

Meskipun tes antigen telah banyak digunakan untuk kepentingan hasil yang cepat, namun jika di kemudian hari kasus meningkat kembali maka tes PCR tetap menjadi perlu dan hal tersebut memerlukan dukungan laboratorium yang memadai secara merata di seluruh Indonesia.

Baca juga: Ketika Menstruasi, dr. Binsar Tak Sarankan Melakukan Olahraga Lebih dari 300 Menit dalam Seminggu

Ilustrasi kondisi kasus dan kesiapan mengakhiri pandemi, simak ulasan Prof. Wiku Adisasmito (pixabay.com)

Baca juga: Warna Gigi Putih Orang Tua Tak Jamin Akan Sama dengan Anak, Dokter Sebut Faktor Pencetusnya

Pencerdasan masyarakat oleh para pakar tentunya berperan penting untuk membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Covid-19.

Keterlibatan pakar dibidangnya dalam pengambilan keputusan, penegakkan peraturan maupun penyusunan inovasi penanganan Covid-19 sangat diperlukan agar langkah yang diambil efektif dan tepat sasaran.

2. Vaksinasi dan pemberdayaan masyarakat

Halaman
12