Bagaimana Pengobatan yang Tepat untuk Mengatasi Tremor? Ini Kata dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang mengalami tremor

TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata tremor.

Beberapa orang mengalami tremor meskipun tidak memegang suatu benda ataupun tremor ketika memegang benda.

Tremor adalah gerakan osilasi ritmik, selang seling otot agonis dan entagonis, involunter dan tidak bertujuan.

Tremor disebabkan oleh berbagai macam hal :

- Tremor fisiologis karena ketakutan, tegang, stress

- Tremor esensial karena abnormalitas pada bagian otak (segitiga guilain mollaret) dan ada riwayat keluarga (keturunan)

- Tremor Parkinson karena penyakit Parkinson

- Tremor serebellar karena gangguan pada cerebellum

ilustrasi seseorang yang mengalami tremor (freepik.com)

Baca juga: Berbahayakah Jika Tremor Tidak Segera Mendapatkan Penanganan Dokter? Ini Kata dr. Ermawati Sp.N

Pada pasien dengan tremor, terjadi getaran pada anggota gerak baik satu sisi ataupun keduanya, badan maupun leher dengan kepala tergantung dari jenis tremor dan berat ringannya tremor.

Faktor resiko tremor antaralain ketakutan, stress, tegang, keturunan, genetik, penyakit Parkinson, gangguan pada otak kecil.

Usia paling sering terjadi tremor adalah usia tua.

Apabila orangtua mengalami tremor, sangat mungkin diturunkan secara genetik.

Penyakit lain yang memicu tremor adalah penyakit Parkinson, stroke, gangguan pada otak kecil, trauma otak dan infeksi otak.

Tremor bila tidak segera ditangani berbahaya, karena tremor dapat merupakan gejala dari penyakit neurologis yang berat.

Baca juga: Adakah Penyakit Lain yang Memicu Terjadinya Tremor? Ini Kata dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N

Bagaimana pengobatan yang tepat untuk mengatasi tremor?

Berikut penjelasan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N. yang telah menjadi narasumber Tribunhealth.com.

Ermawati adalah seorang dokter spesialis neurologi (saraf).

Semenjak 2018 ia berpraktek di RS Hermina hingga saat ini.

Setelah sebelumnya, ia menjadi dokter jaga di sejumlah klinik dan IGD di wilayah kota Surakarta.

Kini dirinya menjadi anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan anggota PERDOSNI (Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia) cabang Surakarta.

Halaman
12