TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa orang memiliki keluhan bau badan yang membuat mereka merasa tidak percaya diri dan merasa terganggu.
Bau badan dalam dermatologi atau ilmu kulit dan kelamin memiliki istilah.
Sebenarnya terdapat dua istilah untuk bau badan, yakni :
- Osmidrosis
Bau badan dikenal dengan osmidrosis dalam istilah dermatologi
- Drophidrosi
Bau badan yang disertai dengan keringat berlebih atau hiperhidrosi
dr. Yulia Asmarani menyampaikan, seseorang bisa mengalami bau badan karena adanya faktor keturunan atau genetik.
Baca juga: Kerap Dianggap Sama, Ini Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant untuk Mengatasi Bau Badan
Bau badan diturunkan secara autosomal dominan, misalkan orangtua atau keluarga yang memiliki riwayat bau badan biasanya beberapa keturunannya mengalami masalah bau badan.
Pada orang yang memiliki kecenderungan bau badan, terdapat penelitian yang menyampaikan bahwa adanya peningkatan enzim pada kelenjar keringat.
Pada kelenjar keringat terdapat enzim 5alfa-reduktase tipe satu.
dr. Yulia Asmarani menyampaikan bahwa enzim 5alfa-reduktase memicu keringat menajdi bau.
Sebenarnya keringat saat dikeluarkan dari permukaan tubuh kita tidak memiliki bau.
Keringat menjadi berbau karena berinteraksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit.
Baca juga: Daki Bisa Sebabkan Bau Badan, Dokter: Waspada Kelainan
Bakteri-bakteri tersebutlah yang berinteraksi dnegan keringat, sehingga membuat perekusor keringat yang tadinya tidak berbau dan bakteri tersebut bisa memiliki kemampuan untuk memecah menjadi komponen amonia.
Hal tersebutlah yang menyebabkan keringat menjadi bau.
Bau badan lebih dominan muncul pada ketiak, tetapi bisa juga muncul diarea lain seperti daerah genital atau kemaluan dan juga pada telapak kaki.
Tetapi bau badan yang paling sering muncul pada area ketiak.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video bersama dengan dr. Yulia Asmarani Sp.DV. Seorang dokter spesialis dermatologi dan venerologi RSUD Ahmad Yani Metro.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)