"Bila keada tersebut terus dibiarkan, maka bisa pecah, bernanah (menginveksi peritonium)," papar Andi.
Bila berlanjut semakin parah, usus buntu akut bisa menjadi kondisi peritonitis atau usus buntu pecah.
Untuk membedakan kedua kondisi di atas, bisa dilihat dari rasa nyeri yang dialami.
Baca juga: Kunci Utama Mencegah Kanker Usus Besar, Dokter: Perhatikan Seberapa Sering Buang Air Besar
Menurut penuturan dr. Andi Siswandi, Sp.B, bila mengalami usus buntu akut rasa nyeri hanya berada pada area perut bawah.
Berbeda jika mengalami peritonitis, rasa nyeri bisa berada di seluruh permukaan perut.
"Kalau udah peritonitis, usus buntu pecah maka seluruh lapangan perut nyeri," kata Andi.
Bahkan rasa nyeri tersebut cukup mudah diidentifikasi hanya dengan menempelkan jari pada area perut.
Selain cara di atas, untuk membedakannya bisa dilihat dengan hasil laboratorium.
Perhatikan tingkat infensi melalui leukosit (pertahanan tubuh). Angka normal berkisar 5000 sampai 10.000.
Baca juga: Benarkah Gejala Awal Kanker Ovarium adalah Perut Sering Kembung? Simak Penjelasan dr. Hervy
Jika akut mencapai 15.000 sedangkan peritonitis melebihi angka 20.000.
Dengan leukosit, bisa dilihat tingkat infeksi ringan, sedang, atau berat.
Penjelasan dr. Andi Siswandi, Sp.B ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)