3 Cara Penularan Virus Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai, Simak Apoteker Yovita Mercya, M.Si

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi seseorang yang mengalami cacar monyet

2. Terapi simtomatis

Pada terapi jenis satu ini berfokus dalam menurunkan gejala yang timbul.

3. Terapi suportif

Berperan untuk mendukung tubuh agar sistem imun cukup kuat dalam membunuh bakteri.

Namun jika seorang pasien mengalami gejala parah, maka pengobatan yang dilakukan ialah pemberian anti virus.

Menurut penuturan Mercya, membunuh virus dan bakteri dilakukan dengan cara berbeda.

Baca juga: Mengenal Penyakit Cacar Monyet yang Bisa Menular pada Manusia, Simak Gejala dan Penyebabnya

"Ketika membunuh bakteri, dilihat apa yang spesifik dari bakteri yang berbeda dengan manusia."

"Misalnya manusia memiliki ribosom yang tipenya berbeda dengan bakteri, maka kita bunuh bakteri dengan menghambat ribosom itu," terang Mercya.

Berbeda dengan virus, perlu diketahui bahwa virus bukanlah makhluk hidup.

cacar monyet (Sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Di dalam tubuh virus hanya ada materi genetik DNA dan RNA.

Virus bisa hidup ketika masuk di dalam makhluk hidup dan memperbanyak diri (bereplikasi) di dalam tubuh makhluk hidup.

Maka dari itu dalam pengobatannya tidak bisa untuk membunuh virus, melainkan bertujuan untuk menghambat virus bereplikasi.

Vaksin Atasi Infeksi Virus Cacar Monyet

Saat ini masyarakat dunia sedang dihebohkan dengan adanya penyebaran cacar monyet.

Diketahui, untuk menghalang penyebaran semakin meluas, vaksin cacar monyet sangat efektif untuk digunakan.

Mercya menyebut sebaiknya pemberian vaksin dilakukan sebelum seseorang terpapar virus cacar monyet.

Ilustrasi dilakukannya vaksinasi cacar monyet (kompas.com)

Hal ini dipercaya, apabila suatu saat terkena penyakit cacar monyet dapat terhindar dari gejala.

"Sebelum terkena divaksin, supaya nanti kalau virusnya datang sudah tidak ada lagi gejala,"
," katanya.

Berbeda, jika sudah terpapar dengan gejala yang berat lalu diberi vaksin, sebaiknya tidak perlu mendapatkan terapi pengobatan khusus.

Cukup melakukan pengobatan pada gejala yang dialami saja alias terapi simtomatis.

Penjelasan Apoteker Mercya, M.Si ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)