Biasanya ketika pasien datang ke rumah sakit, kita tanyakan gejalanya apa saja yang dirasakan.
Baca juga: Waspada, Dokter Sebut Kurun Waktu Seseorang Bisa Alami Penyakit Paru Akibat Bekerja di Malam Hari
Kemudian kita lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui fungsi parunya dari suara paru.
Lalu dilakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop, kita periksa dinding dadanya.
Lalu dilanjut pemeriksaan penunjang dengan foto toraks dan bila perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri.
Kemudian dari foto toraks didapatkan gambaran yang kita curigai adanya penyakit tertentu di paru-paru, baru kita lakukan pemeriksaan penunjang lagi.
Untuk mendukung pembuktian kita terhadap penyakit tersebut.
Baca juga: Waspada, TBC Penyakit Mudah Menular Melalui Udara dan Tidak Menunjukkan Gejala
Misalnya ada gambaran bentuk TBC (Tuberkulosis), kita konfirmasi dengan keluhan pasien dan pemeriksaan fisik.
Bila ternyata mendukung, maka kita lakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan adanya kuman TBC.
Berikutnya jika ditemukan adanya sesuatu ditambah adanya bunyi ngik-ngik dan mengarah ke PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis) atau asma kita lanjut ke tes fungsi paru.
Baca juga: Berbagai Kondisi Medis Bisa Picu Batuk Kronis, Mulai dari Asma, PPOK, hingga Kanker Paru-paru
Jika ditemukan adanya keganasan pada hasil rontgen, baru kita lakukan pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan dada, teropong saluran napas, biposi, dan lain-lain.
Dengan cara ini diharapkan agar pengobatannya jauh lebih efektif yang mengarah pada diagnosanya.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)