Pada malam hari udara cenderung dingin dan suplai oksigen berkurang.
Sehingga tumbuh-tumbuhan pun juga tidak bisa melakukan fotosintesis atau menghasilkan oksigen sendiri.
Jadi kebutuhan oksigen itu saling berebut ya dan banyak karbondioksida di udara.
Pada paru-paru itu ada saluran napas, salah satunya ada reseptor dingin.
Baca juga: Suhu Air yang Digunakan Mandi Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Jangan Gunakan Air Panas atau Dingin
Bila ada yang sensitif dengan reseptor tersebut, seperti ada bakat asma atau alergi, maka sensor saraf itu mudah terinduksi (terangsang).
Sehingga membuat saluan napas itu menjadi menyempit.
Maka dari itu pada malam hari banyak yang mengalami keluhan batuk-batuk, sesak napas.
Jadi kami sarankan, jika tidak begitu mendesak, sebaiknya aktivitas dilakukan pada siang hari dibandingkan malam hari.
Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Sebut Sesak Napas pada Anak Banyak Disebabkan oleh Asma, Pneumonia, dan TBC
Tetapi jika memang terpaksa sekali, misalnya untuk mencari nafkah, setidaknya diproteksi.
Yakni dengan menggunakan masker dan pakaian hangat.
Agar reseptor dingin di paru-paru tidak mudah terangsang.
Baca juga: Anak Sakit Asma, Bisakah Sembuh Total? Begini Jawaban Prof. Dr. dr. Harsono Salimo Sp. A (K)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)
Baca tanpa iklan