TRIBUNHEALTH.COM - Kafein merupakan zat yang ditemukan pada banyak makanan dan minuman.
Beberapa yang populer, kafein dapat dijumpai pada kopi, teh, atau produk yang mengandung coklat.
Kafein dalam kopi dan teh sendiri memiliki sejumlah manfaat jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat.
Namun, terlalu banyak mengonsumsinya dapat memicu berbagai gejala seperti sakit kepala, cemas, sulit tidur, lekas marah, hingga pengaruhi detak jantung.
Dilansir TribunHealth.com dari Verywell Health pada Minggu (7/8/2022), berikut ini adalah uraian mengenai dampak konsumsi kafein terlalu banyak.
Sakit kepala
Kafein adalah psikostimulan yang umum digunakan, artinya itu adalah zat yang merangsang sistem saraf pusat.
Inilah sebabnya mengapa banyak orang minum kopi atau teh berkafein sebagai minuman pagi.
Dalam beberapa kasus, kafein digunakan sebagai bentuk pereda nyeri, seperti pada obat nyeri Excedrin, yang mengandung aspirin, parasetamol, dan kafein.
Namun, mengonsumsi terlalu banyak kafein dan penarikan dari kafein dapat menyebabkan sakit kepala.
Baca juga: Kopi Punya Efek Paradoks, Justru Bikin Ngantuk dan Lelah saat Efek Kafein Telah Habis
Kafein dapat memicu apa yang dikenal sebagai "caffeine rebound".
Ini berarti bahwa setelah seseorang minum banyak kafein, mereka mungkin mengalami gejala penarikan setelah manfaat awal hilang.
Secara keseluruhan, National Headache Foundation mengatakan bahwa boleh saja mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang.
Namun, sebaiknya hindari penggunaan sehari-hari jika sering mengalami sakit kepala.
Kecemasan
Kafein dapat memengaruhi suasana hati.
Sementara asupan kafein moderat dapat berkontribusi pada perasaan bahagia, minum dua hingga enam cangkir kafein dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan mungkin melibatkan perasaan putus asa hingga gelisah.
Sebuah tinjauan dari 57 penelitian mengukur efek kecemasan setelah mengonsumsi berbagai jumlah kafein.
Namun hasil penelitian masih beragam.
Baca juga: Kecemasan Bisa Disertai Mual hingga Muntah, Berikut Ini Tips untuk Mengatasinya