5 Fakta Gatal pada Anak Akibat Ulat Bulu, Manfaatkan Selotip untuk Bersihkan Bulu yang Menempel

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
ILUSTRASI - Fakta gatal ulat bulu

TRIBUNHEALTH.COM - Gatal pada anak akibat ulat bulu memiliki sejumlah fakta penting, satu di antaranya adalah pemanfaatan selotip untuk mengangkat bulu ulat yang tertempel.

Dari semua serangga yang bersentuhan dengan anak-anak, ulat tampak tidak berbahaya, apa lagi jika mengingat pada akhirnya ulat akan berubah menjadi kupu-kupu.

Memang ada benarnya jika ulat tidak seberbahaya, katakanlah, sengatan lebah atau gigitan kutu.

Tapi tetap saja, ulat tidak selalu polos seperti kelihatannya.

Anak-anak bisa terkena ruam yang gatal dan bahkan menyakitkan setelah bersentuhan atau berdekatan dengan ulat.

Dilansir TribunHealth.com dari Verywell Health, berikut ini fakta-fakta gatal pada anak akibat ulat bulu.

1. Bulu ulat bisa picu reaksi alergi

ILUSTRASI - Fakta gatal ulat bulu (Pixabay)

Rumbai berbulu halus pada ulat inilah yang dapat menyebabkan ruam.

Rambut-rambut kecil ini disebut setae.

Pada beberapa orang, rambut ini menyebabkan reaksi alergi saat menyentuh kulit.

Respon imun ini terjadi ketika tubuh melihat suatu zat sebagai ancaman meskipun sebenarnya bukan.

Baca juga: Tinea Capitis Disebabkan oleh Jamur, Picu Munculnya Bercak Gatal di Kulit Kepala

Sistem kekebalan tubuh akan membanjiri tubuh dengan zat kimia yang disebut histamin.

Menyentuh ulat dapat memicu pelepasan histamin ini, menyebabkan kemerahan, bengkak, gatal, ruam, bekas, dan kantung kecil berisi cairan yang disebut vesikel.

Mungkin juga ada sensasi terbakar atau menyengat

Gejala-gejala ini dapat muncul dalam beberapa menit dan berlangsung selama satu hari atau lebih.

2. Sebabkan kondisi serius bisa terkena mata

ILUSTRASI - Fakta gatal ulat bulu (Pixabay)

Jika seorang anak menyentuh mata atau hidungnya setelah memegang ulat atau memasukkannya ke dalam mulutnya, mungkin ada reaksi yang lebih serius.

Reaksi yang dimaksud mungkin termasuk bersin, batuk, pilek, mata merah, sesak napas, sakit mulut, gatal, dan kesulitan menelan.

Jika orangtua melihat gejala-gejala ini, pergilah ke pusat perawatan darurat terdekat atau ruang gawat darurat.

Baca juga: Kerusakan Saraf Bisa Sebabkan Rasa Gatal dan Sensasi Terbakar pada Kulit

3. Rawan salah diagnosis

Halaman
12