TRIBUNHEALTH.COM - Sirkumsisi atau sunat adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi terbuka.
Sirkumsisi atau sunat bisa dilakukan pada bayi baru lahir, anak-anak, atau orang dewasa, baik didasari oleh alasan agama maupun kesehatan.
Apabila sunat tidak dilakukan maka bisa berisiko menyebabkan penyakit alat kelamin.
Perlu menjadi informasi, jika sirkumsisi atau sunat dilakukan saat masih anak-anak, maka proses penyembuhan lukanya relatif lebih baik dibandingkan jika dilakukan pada orang yang lebih tua.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U mengatakan jika sirkumsisi yang dilakukan saat masih bayi tidak akan meninggalkan episode trauma ketika besar nantinya.
Namun apabila ingin dilakukan sirkumsisi atau sunat pada usia dewasa juga tidak menjadi masalah.
Baca juga: Cara Memilih Sabun yang Sesuai Jenis Kulit, Simak Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Nadia Meutia R
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.
Baca juga: Berikut Ini Cara Atasi Gigi Sensitif setelah Penambalan, Segera Temui Dokter jika Tak Segera Membaik
"Beberapa pernah saya kerjakan, pada usia-usia yang sudah remaja dan dia mualaf maka dilakukan sirkumsisi," terang Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Lantas apakah berbahaya jika dilakukan sirkumsisi atau sunat ketika dewasa?
Menanggapi hal ini, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U mengatakan jika seseorang bisa merasakan nyeri ketika dilakukan sirkumsisi atau sunat saat berusia dewasa.
"Pada dewasa, penisnya lebih besar, peredaran darahnya memang lebih banyak dibandingkan anak-anak yang badannya lebih kecil," sambungnya.
"Tapi orang tua kan kadang lebih kooperatif ya, disuruh tenang bisa, tahan. Kalau anak-anak mungkin memberontak, perlu anestesi khusus mungkin pada anak," imbuhnya.
Dengan melakukan sirkumsisi atau sunat pada laki-laki, tentu alat kelamin akan menjadi lebih bersih.
"Tindakan sirkumsisi itu membuka kepala penis itu, yang ditutup oleh preputium. Sehingga sisa-sisa kencing itu tidak terperangkap di dalam rongga yang ada di dalam preputium itu," tuturnya.
Baca juga: Perhatikan Jenis Sabun yang Digunakan, Jangan Sampai Salah Pilih dan Berisiko Alami Masalah Kulit
Baca juga: Memiliki Perbedaan, dr. Vonny Ovia R, Dipl.CIBTAC Paparkan Perbedaan Tanam Benang dan Tarik Benang
"Jelas lebih bersih ya, kalau di dalam Islam lebih suci ya, bisa ditarik penisnya dan lebih bersih," ucap dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Kondisi medis yang menyebabkan laki-laki wajib melakukan sirkumsisi atau sunat
Pada beberapa kondisi medis, sirkumsisi atau sunat wajib dan perlu segera dilakukan.
"Contohnya pada fimosis yang patologis," kata dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dalam tayangan Healthy Talk (09/07/2022).
Fimosis merupakan kelainan pada penis yang belum disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat pada kepala penis.
Berdasarkan penuturan dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U, fimosis terbagi menjadi 2 jenis yakni fimosis patologis dan fimosis fisiologis.