Menarik Diri dari Lingkungan, Benarkah Gejala Mengalami Skizofrenia?

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi seseorang yang menarik diri dari lingkungan, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi sebut belum tentu alami skizofrenia

Kedua, kalau misalnya dia sudah tidak mau berbicara, bisa saja dia mengalami gangguan psikosis.

Dia sudah tidak mau berbicara, tetapi makan masih mau, menulis sedikit juga masih mau, bisa saja dia mengalami psikosis.

Tetapi bisa juga mengalami gangguan skizofrenia kalau adanya halusinasi dan delusi.

Halusinasi misalnya dia merasa kok seperti ada setan, pohon kok dirasa setan, sapu kok disangka mau menusuk dia misalnya, padahal itu sapu dan tidak bergerak.

Atau bisa saja dia mengalami waham, entah waham kebesaran merasa nabi misalnya, waham penderitaan merasa dia menjadi orang yang paling menderita misalnya, dan lain-lain.

Biasanya orang tua perlu menerapkan pola asuh yang autoritatif.

Baca juga: dr. Hary Purwono, Sp.KJ: Deteksi Dini Depresi Merupakan Hal yang Sangat Penting untuk Diperhatikan

Ilustrasi gangguan mental, simak penuturan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi (health.kompas.com)

Baca juga: drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K): Semua Usia Boleh Melakukan Odontektomi saat Giginya Impaksi

Anak jangan dimanja, berikan juga tanggung jawab.

Jadi pola asuh itu kan intinya memberikan pola asuh autoritatif, memberikan kasih saying sekaligus memberikan aturan.

Aturannya apa, ya kalau anak itu harus sekolah, harus keluar rumah supaya bisa menyesuaikan diri.

Ya kalau anak tidak sekolah dan di rumah terus, mau jadi apa.

Penyesuaian diri dengan lingkungan tidak bisa, akhirnya di rumah terus dan anak bisa mengalami gangguan mental.

Artinya orang tua harus sadar, anak diberikan tekanan dan bisa menyelesaikan tekanan tersebut.

Anak juga bisa diberikan tuntutan, entah tuntutannya itu ke sekolah ataupun bermain sepeda.

Kadangkala orang tua juga tidak tahu mengenai tuntutan hidup.

Contoh anak SD main sepeda saja tidak bisa, terus bagaimana.

Bermain sepeda ini kan dibutuhkan, waktu SD bisa bermain sepeda, waktu SMP bisa naik motor, waktu SMA bisa naik mobil.

Hal ini merupakan kompetensi kehidupan.

Baca juga: Benarkah Gigi Impaksi Tidak Mungkin Terjadi pada Anak-anak? Begini Tanggapan drg. Andi Tajrin

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.