"Kalau ternyata punggung anak tidak sama tinggi atau ada salah satu sisi tidak sama tinggi, maka harus diwaspadai karena itu bisa menjadi tanda dari skoliosis."
"Kalau sudah menemukan hal tersebut, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter ortopedi bagian tulang belakang untuk memastikan apakah itu skoliosis atau bukan."
Baca juga: dr. Nurul Rahmawati Beberkan Relasi Benturan Tulang Belakang terhadap Dampak yang Dikeluhkan
2. Mengobati secara dini
Setelah mengenali skoliosis secara dini, kemudian harus segera dilanjutkan dengan pengobatan secara dini pula.
"Jadi kalau sudah dikenali kemudian dibiarkan begitu saja, seiring berjalannya waktu skoliosis tersebut bisa semakin parah," jelas dr. Phedy.
"Pengobatan skoliosis juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena tidak semua dokter dapat menangani skoliosis."
"Oleh karena itu, saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kepada dokter ortopedi spesialis tulang belakang."
"Di Indonesia sendiri, sudah ada lebih dari 200 dokter ahli Spine, jadi hampir di semua kota besar itu ada."
Baca juga: Cara Cegah dan Atasi Kelainan Tulang Belakang pada Anak dengan Tepat, Simak Pesan Dokter Berikut
3. Konsumsi vitamin D
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menyampaikan, menurut penelitian yang ada, seseorang yang kurang vitamin D dapat berisiko untuk mengalami skoliosis yang semakin berat.
Perburukan skoliosis lebih besar terjadi pada seseorang yang kekurangan vitamin D dibandingkan seseorang dengan vitamin D yang cukup.
"Kalau skoliosis terlambat ditangani akan menjadi susah dan itu tergantung seberapa terlambatnya."
"Kalau sudut skoliosis dibiarkan hingga diatas 45 derajat, maka pilihan yang dapat dilakukan hanyalah dengan operasi."
Baca juga: Ketahui Perbedaan Penanganan Rehabilitasi pada Kasus Kelainan Tulang Belakang Anak dan Orang Dewasa
"Operasi itupun risikonya sangat berpengaruh terhadap sudutnya, kalau sudutnya sudah mencapai diatas 100 derajat, operasi akan semakin susah, pemulihan lama, dan risikonya besar."
"Oleh karena itu pentingnya mengenali secara dini dan mengobati secara dini pula."
"Untuk aktivitas yang harus dihindari untuk mencegah skoliosis itu tidak ada ya, karena memang skoliosis sendiri bisa terjadi karena bawaan dari lahir."
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT(K) Spine dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat pada 29 Januari 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)