Cegah Keparahan Skoliosis, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Bagikan Beberapa Tips untuk Pencegahannya

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis

TRIBUNHEALTH.COM - Skoliosis adalah suatu kelainan yang terjadi pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk tulang melengkung seperti huruf S atau huruf C.

Pasalnya skoliosis memiliki tingkat derajat yang berbeda-beda, dan pengobatan skoliosis akan dilakukan sesuai dengan derajat yang ada.

Derajat pada skoliosis di mulai dari sudut 0-30 derajat, pada kondisi ini biasanya pasien tidak perlu tindakan operasi dan pasien hanya akan disarankan untuk olahraga atau exercise.

Kedua skoliosis dengan sudut 30-45 derajat, pada kondisi ini pasien akan diberikan korset penyangga atau disebut dengan brace untuk mencegah terjadinya keparahan pada tulangnya.

Sedangkan yang terakhir adalah skoliosis dengan sudut diatas 45 derajat, saat kondisi skoliosis sudah memasuki diatas 45 derajat, maka penanganan yang dilakukan adalah dengan operasi.

Baca juga: dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Paparkan Berbagai Tipe dari Skoliosis, Kelainan pada Tulang Belakang

ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis (freepik.com)

Menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine, ketika seseorang terkena skoliosis dan sudah memasuki derajat yang parah, maka skoliosis tersebut tidak bisa membaik lagi.

Ketika kondisi skoliosis memiliki sudut yang besar diatas 70 derajat, dapat memicu terjadinya gangguan pada paru-paru.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine memberikan penjelasan, setelah melakukan operasi skoliosis akan ada keterbatasan bergerak dan hal tersebut tergantung dari posisi skoliosisnya.

Baca juga: Penanganan Skoliosis Disesuaikan dengan Derajat Keparahan, Simak Ulasan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine

ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis (health.grid.id)

"Jadi skoliosis itukan bisa terjadi di bagian punggung atas, punggung bawah, dan juga bisa terjadi pada punggung atas serta bawah sekaligus," tutur dr. Phedy.

"Gerakan bungkuk-bungkuk itu akan terhambat jika skoliosis terjadi pada bagian punggung bawah, karena fungsi bungkuk itu terjadi pada punggung bawah atau lumbal."

"Sehingga kalau lumbalnya dikunci dengan operasi dan dipasang pen, maka gerakan bungkuk itu akan terbatas."

"Namun pada pasien yang hanya mengalami skoliosis pada bagian punggung atas, itu biasanya tidak terlalu berpengaruh," lanjutnya.

Baca juga: Keluhan Skoliosis Akan Muncul Saat Memasuki Fase yang Berat, Simak Ulasan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine

ilustrasi penderita skoliosis (tribunnews.com)

Berikut ini dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine membagikan beberapa tips pada seseorang yang mengalami skoliosis agar skoliosis tidak semakin parah.

1. Mengenali skoliosis sejak dini

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menghimbau untuk para orangtua yang memiliki anak remaja agar memperhatikan kesehatan dan kondisi tulang anak.

Jika memiliki anak perempuan, dr. Phedy menyarankan untuk melakukan pemeriksaan punggung pada usia 10 tahun dan 13 tahun.

Sedangkan jika memiliki anak laki-laki, dr. Phedy menyarankan untuk melakukan pemeriksaan punggung pada anak usia 12 tahun dan 14 tahun.

Baca juga: Mengenal Teknik Minimal Invasif untuk Pengobatan Skoliosis yang Dapat Mempercepat Masa Pemulihan

ilustrasi kelainan tulang belakang skoliosis (kompas.com)

"Cara pemeriksaannya gampang dan orangtua bisa melakukannya sendiri dengan cara anak suruh membungkuk," terang dr. Phedy.

"Anak disuruh membungkuk ke depan kemudian orangtua menilai punggung sisi kiri dan punggung sisi kanan, apakah punggung tersebut sama tinggi atau tidak, pemeriksaan punggung tersebut dilakukan pada punggung atas dan bawah."

Halaman
12