TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan buruk adalah tindakan yang berulang-ulang dilakukan.
Salah satu kebiasaan buruk yang seringkali dilakukan adalah menggigit atau menghisap jari.
Pasalnya kebiasaan ini berpengaruh pada fungsi pengunyahan yang bisa menyebabkan gangguan pada posisi gigi geligi dan rahang, gangguan respirasi, berbicara dan estetik.
Kebiasaan menggigit atau menghisap jari seringkali dilakukan oleh balita.
Etiologi kebiasaan menghisap jari bisa disebabkan balita atau anak dalam kondisi kecemasan, kelaparan, rasa bosan, ketakutan, ketegangan, stres emosional ataupun adanya keinginan yang tidak terpenuhi.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menyarankan untuk jangan pernah menggigit-gigit jari atau tangan karena akan berpengaruh pada posisi gigi geligi.
Baca juga: Berikut Camilan Sehat yang Baik Dikonsumsi Lansia Menurut Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 18 Februari 2022.
Baca juga: Berikut Beragam Jenis Demensia Berdasarkan Faktor Penyebabnya, Begini Penjelasannya
"Nanti (gigi) akan berubah mengalami perubahan, perubahan posisi," terang Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Apabila dilakukan terus-menerus juga bisa mengganggu persendian.
Selain kebiasaan menggigit jari, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati juga tak sarankan menggigit benda-benda keras lainnya.
"Jadi apapun benda keras jangan digigit-gigit ya, tetapi kalau semisal makan buah dengan cara mengunyah itu memang dianjurkan," ujar drg. Anastasia dalam tayangan Sapa Dokter (18/02/2022).
"Karena itu bagian dari bagaimana cara membantu proses pembersihan gigi dan rongga mulut kita usai kita makan. Mangkanya ada istilah pencuci mulut," tambahnya.
"Jadi usai kita makan, kita boleh makan buah untuk mencuci mulut kita. Jadi kita melakukan upaya pengunyahan dengan buah itu juga baik dalam upaya untuk membantu proses pembersihan secara alamiah dengan menggunakan dalam proses pengunyahan," tuturnya.
Hal ini karena buah tidak mengandung lemak.
"Jadi bisa kita gigit, kita kunyah-kunyah itu membantu proses pembersihan," ungkapnya.
Baca juga: Ketahui Dampak yang Terjadi Akibat Menderita Demensia, Pasien Bisa Alami Penurunan Kualitas Hidup
Baca juga: Dokter Estetika Sebut Tindakan Mengatasi Stretch Mark Bisa Dilakukan setelah Melahirkan
Akan tetapi jika benda keras termasuk jari, ujung pensil maupun benda keras lainnya, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati sama sekali tidak menganjurkan.
drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengimbau untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Perlu diketahui jika menggigit benda keras ke dalam mulut bisa menimbulkan tekanan yang tidak diinginkan pada gigi dan jaringan lunak sekitar.
Hal ini bisa memicu permasalahan gigi geligi dna rahang berupa perubahan pola pertumbuhan rahang, lengkung gigi, jaringan pendukung gigi, posisi gigi depan dan rahang menjadi tampak maju.
Bahkan dapat memicu gigitan terbuka sehingga dibutuhkan penanganan lanjut oleh dokter gigi.