TRIBUNHEALTH.COM - Gangguan irama jantung dikenal juga sebagai aritmia yang merupakan suatu gangguan atau kelainan pada irama jantung.
Normalnya jantung berdenyut 60 kali sampai 100 kali dalam keadaan istirahat, namun pada aritmia ini denyut jantung terlalu lambat atau kurang dari 60 kali atau terlalu cepat lebih dari 100 kali atau adanya denyut jantung yang tidak beraturan.
"Kalau kita belajar mengenai instalasi listrik jantung, jantung itu ada generatornya, ada listriknya, dan juga ada kabelnya," tutur dr. Ignatius.
"Kalau aritmia ini masalahnya di baterai jantung atau di kabel-kabel yang menimbulkan listrik jantung."
Baca juga: Deteksi Dini Aritmia dengan MENARI, Meraba Nadi Sendiri, Berikut Ulasan dr. Ignatius Yansen
Menurut Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, aritmia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu aritmia lambat atau bradiaritmia, aritmia cepat atau takiaritmia, dan atrial fibrilasi atau AF.
Aritmia lambat atau bradiaritmia merupakan suatu kondisi dimana denyut jantung lambat atau sangat lambat atau kurang dari 60 kali dalam kondisi istirahat.
Aritmia cepat atau dikenal dengan takiaritmia adalah kondisi denyut jantung yang cepat atau lebih dari 100 kali dalam kondisi istirahat.
Sedangkan atrial fibrilasi atau AF adalah gangguan irama jantung atau aritmia yang ditandai dengan denyut jantung yang tidak beraturan, yang artinya denyut jantung tidak berdenyut secara reguler seperti yang kita ketahui selama ini.
Baca juga: Ada Beberapa Jenis Aritmia yang Tak Bisa Diatasi dengan Obat, Harus Ada Perangkat di Dalam Tubuh
dr. Ignatius Yansen menyebutkan bahwa aritmia yang paling banyak terjadi adalah atrial fibrilasi atau AF dan faktor risiko yang paling utama dari atrial fibrilasi ini adalah faktor usia.
Dilansir TribunHealth.com, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.
dr. Ignatius memaparkan beberapa teknik untuk mendeteksi atrial fibrilasi sebagai berikut.
- Smart watch
"Beberapa pasien saya menggunakan smart watch untuk mendeteksi denyut jantung dan ia bilang bahwa ia tidak memiliki gangguan irama jantung karena ia dapat mendeteksinya dengan menggunakan smart watch."
"Jadi mereka tahu, apakah mereka memiliki gangguan irama jantung atau tidak."
Baca juga: Informasi Seputar Ablasi Jantung untuk Menangani Kondisi Aritmia atau Gangguan Irama Jantung
- Pemeriksaan tekanan darah
Saat pemeriksaan darah akan ada yang namanya sistolik dan diastolik, selain itu juga ada pendeteksi nadi saat melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Melalui hal tersebut dapat melakukan deteksi apakah denyut jantung berdenyut dengan normal atau mengalami aritmia.
- MENARI, Memeriksa nadi sendiri
"Ada banyak faktor dan banyak alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi aritmia, termasuk yang paling sederhana dengan MENARI, memeriksa nadi sendiri," terang dr. Ignatius.
MENARI adalah meraba nadi sendiri, kita diminta untuk meraba nadi sendiri untuk mengetahui apakah kita mempunyai nadi yang teratur atau tidak, apakah kita mempunyai nadi yang loncat-loncat.
Baca juga: dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA Ungkap Rentang Usia Seseorang Bisa Mengalami Aritmia Jantung
Baca tanpa iklan