Berapa Lama Masa Pemulihan Pasien Stroke? Berikut Penjelasan dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi seseorang yang mengalami stroke

Karena pengalaman dan kemampuannya, pada 2019 hingga sekarang, ia berpraktek dan sekaligus menjabat sebagai Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP.dr.Wahidin Sudirohusodo.

Baca juga: Perlukah Mengganti Pasta Gigi untuk Gigi Sensitif? Begini Kata drg. Anastasia

Kompetensi yang dimiliki oleh Nilla tidak bisa diragukan.

Tercatat, berdasarkan daftar riwayat hidup yang diterima oleh Tribunhealth, dirinya telah menempuh berbagai jenjang pendidikan dan lulus dari sejumlah universitas ternama di Indonesia dan luar negeri.

Berikut di antaranya:

1. Profesi Dokter Umum Universitas Hasanuddin (2002)

2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2010)

3. Magister Kesehatan di Universitas Padjadjaran (2009)

4. Fellowship Pediatric Rehabilitasi (2016)

5. Konsultan Rehabilitasi Anak, Kolegium IKFR (2020).

Profil lengkap dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K bisa dilihat disini.

Baca juga: dr. Binsar Martin Peringkatkan untuk Waspada Gejala HIV yang Tidak Langsung Menunjukkan Infeksi

Pertanyaan :

Berapa lama masa pemulihan seseorang yang mengalami stroke?

Anggra, Solo

dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K menjawab :

Sebagian besar pemulihan fisik setelah stroke terjadi dalam enam bulan pertama.

Namun dapat berbeda di setiap kasus karena adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan fungsional pasien, diantaranya luas dan letak lesi di otak, komorbiditas dan penyulit, usia pasien, motivasi dan personalitas pasien, ada tidaknya komplikasi muskuloskeletal, peran keluarga/ primary care giver, dan tingkat ketersediaan Fasilitas dan SDM Rehabilitasi.

Adanya input (terapi) lebih lanjut dapat mencegah penurunan keadaan umum yang sering terjadi setelah stroke.

Sebenarnya, dengan atau tanpa rehabilitasi, sistem saraf mampu melakukan pola reorganisasi, yakni membentuk sirkuit jaras yang baru, revaskularisasi dan aktivasi jaringan perilesional.

Namun, rehabilitasi membuat pola reorganisasi ini menjadi lebih terarah dengan utilisasi energi se-efisien mungkin.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)