TRIBUNHEALTH.COM - Gigi bungsu yang mengalami pertumbuhan seringkali menimbulkan masalah, salah satunya yaitu munculnya rasa sakit dan nyeri yang luar biasa hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gigi bungsu merupakan gigi geraham terakhir yang terletak paling belakang.
Gigi geraham bungsu umumnya tumbuh di usia remaja atau dewasa, yakni sekitar usia 17-25 tahun.
Anomali yang sering dikeluhkan oleh banyak orang adalah terjadinya impaksi.
Impaksi merupakan suatu kondisi saat gigi gagal untuk tumbuh sepenuhnya (menembus) dari gusi.
Anomali kejadian impaksi diantaranya dipengaruhi oleh pertumbuhan dan bentuk dari tulang rahang.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Ungkap Masalah Gigi Bungsu yang Sering Terjadi adalah Kista Folikular
Baca juga: Jika Memiliki Jerawat Punggung Sebaiknya Segera Berkonsultasi untuk Menghindari Terbentuknya Bopeng
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati memaparkan hal-hal yang memengaruhi proses pertumbuhan dari rahang.
Biasanya yang memengaruhi adalah pertumbuhan rahang, besar rahang, hingga ukuran rahang.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 11 Maret 2022.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan keberadaan dari gigi molar atau geraham kedua desidui atau gigi sulung dalam upayanya menjamin keberadaan ruang tumbuh bagi gigi permanen kedua gigi molar kecil.
"Jadi molar kita, gigi permanen itu ada yang kecil kalau sudah permanen ya. Ada juga yang giginya besar, yang kecil itu dua jumlahnya, yang besar tiga baik di rahang atas maupun rahang bawah kanan maupun kiri," tuturnya.
"Jadi masing-masing ada lima untuk gigi permanen. Ada geraham kecil biasanya kalau dokter menyebutkannya sebagai gigi premolar dan kemudian geraham besar biasanya kami menyebutkannya sebagai gigi molar," lanjutnya.
"Kemudian salah satu hal lain lagi adalah apakah ada kejadian resistensi atau kejadian akar yang tidak tercabut atau lepas untuk gigi susu atau gigi desiduinya. Kemudian apakah ada gigi berlebih, gigi anomali berlebih pada rahang dari sang pemilik raga," ungkapnya.
"Kemudian apakah ada kondisi ankilosis atau perlekatan antara cementum atau lapisan luar dari akar gigi dengan tulang," tambahnya.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Jelaskan Cara Orangtua Dalam Memberikan Larangan Kepada Anak
Baca juga: Perawatan untuk Menghilangkan Jerawat Punggung atau Back Acne Bisa Dimulai Sejak Usia Remaja
Kondisi ini biasanya akan diketahui dari pemeriksaan dokter gigi serta pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen.
Itulah mengapa foto rontgen sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa dari dokter gigi.
"Kemudian apakah ada kondisi tulang yang tidak terepsorpsi dalam proses erupsi. Kemudian apakah ada di fase gigi susu dulu apakah ada tambalan yang berlebihan yang tidak dirawat segera, yang tidak disesuaikan segera, yang tidak dirapikan segera. Kemudian apakah ada kondisi berongga atau central diastema pada bagian depan," imbuhnya.
"Jadi gigi itu ada celahnya begitu pada bagian depan. Kemudian apakah ada kondisi gigi susu dulu yang hilang atau dicabut atau lepas sebelum waktunya baik oleh karena proses kecelakaan misalkan si kecil atau semisal dicabut oleh dokter tanpa dibuatkan alat penjaga ruang atau space maintainer," ucap Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Kondisi ini juga bisa disebabkan akibat gigi yang hilang terlalu dini dan tidak dilakukan upaya pemakaian alat space maintainer sehingga gigi terlanjur menyempit dan tidak dibuatkan alat space regainer untuk melebarkan space dari ruang antar gigi tersebut yang selanjutnya bisa memicu kejadian anomali.
Baca juga: Bibir yang Sedang Terluka atau Iritasi Tidak Disarankan untuk Melakukan Laser Bibir Terlebih Dahulu
Baca juga: Dokter Benarkan Jika Headgear dan Facemask Tidak Bisa Digunakan Bersamaan, Ketahui Alasannya
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 11 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.