TRIBUNHEALTH.COM - Asma adalah kondisi paru-paru umum yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Asma dapat mempengaruhi siapa pun baik orang tua atapun muda.
Namun, sebuah laporan mengatakan wanita lebih mungkin mengalami serangan asma daripada pria, dilansir TribunHealth.com dari Express, Rabu (27/4/2022).
Sebuah laporan baru dari badan amal Asthma and Lung mengatakan wanita lebih mungkin mengalami serangan asma daripada pria.
Mereka menyebut risikonya naik untuk wanita yang sedang menstruasi, hamil, atau melewati masa pubertas.
Laporan tersebut juga menemukan hormon wanita dapat memicu serangan asma.
Baca juga: Ibu Menyusui Konsumsi Susu Sapi Berisiko Sebabkan Anak Alami Asma, Ini Penjelasannya
Baca juga: Penyebab Paling Banyak Bayi Alami Asma, Ini Penjelasan Prof. Dr. dr. Harsono Salimo Sp. A (K).
Sebagai hasil dari laporan mereka, mereka menyerukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan terkait gender pada asma.
Asma saat ini mempengaruhi sekitar 136 juta wanita di seluruh dunia.
Menurut angka dari Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris lebih dari lima ribu wanita telah meninggal karena serangan asma dalam lima tahun terakhir di negara tersebut, hampir dua kali lipat jumlah pria.
Berkenaan dengan rawat inap, jumlahnya sama antara anak laki-laki dan perempuan di masa remaja awal mereka.
Namun, di antara orang-orang yang berusia antara 20 dan 50 tahun, jumlah rawat inap di rumah sakit adalah dua kali lipat.
Baca juga: Kenali Kondisi Asma pada Anak dari Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo
Poppy Hadkinson adalah salah satu dari mereka yang pernah mengalami masa traumatis dengan asma.
Presenter TV itu mengatakan bahwa dia diventilasi empat kali ketika dia masih remaja.
Dia menggambarkan asmanya selama ini sebagai "pertempuran berkelanjutan" yang menggambarkan pengalamannya seperti "bernapas melalui sedotan".
Namun, asma Hadkinson sekarang terkendali berkat suntikan obat setiap bulan di pusat spesialis perawatan asma.
Obat itu telah mengubah hidupnya: “Dalam delapan minggu, seluruh dunia saya berubah. Saya sekarang tidak menggunakan obat lain kecuali dua inhaler."
Hadkinson sekarang berkampanye untuk perubahan dalam cara pengobatan asma: “Harus ada terapi dan perawatan berbeda di luar sana yang lebih cocok untuk individu, bukan metode menyeluruh."
Baca juga: Terapi Asma Bertujuan Mempertahankan Paru-paru dan Mencegah Serangan yang Mengancam Jiwa
Baca juga: Gejala Infeksi Ureaplasma pada Pria dan Wanita, Bisa Ditularkan Melalui Hubungan Seksual
“Penyakit asma lebih dari sekadar angka; setiap orang sangat berbeda."
Hadkinson adalah salah satu dari banyak orang yang percaya tidak cukup penelitian yang membahas perawatan asma dan perbedaan bagaimana pria dan wanita bereaksi terhadap kondisi tersebut.
Peneliti di University of Edinburgh, Mome Mukherjee, mengatakan: "Tidak ada penelitian yang cukup tentang mengapa wanita lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan meninggal karena asma dan perawatan apa, baru dan yang sudah ada, yang dapat membantu wanita."