Kondisi Purging yang Parah dan Tidak Kunjung Sembuh Memerlukan Penanganan Dokter

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi konsultasi dengan dokter kulit

Penggunaan skincare lain yang bersifat mengelupas atau eksfoliasi sebiknya dihentikan.

Penggunaan makeup juga sebaiknya dihindari sementara waktu untuk menghindari terjadinya reaksi yang lebih berat.

Untuk memastikan produk skincare apa saja yang dapat digunakan, pasien dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan Dokter spesialis kulit & kelamin (dermatovenereologist).

Baca juga: Penerima Vaksin Janssen (J&J) Dapat Memperoleh Vaksinasi Booster Jenis Moderna

Rasa gatal akibat “purging” dapat membaik seiring dengan perbaikan kondisi kulit.

Gatal dapat dikurangi dengan penggunaan pelembab kulit, soothing agent, maupun obat-obatan oral untuk mengurangi rasa gatal.

Pastikan untuk menghentikan produk yang diduga menyebabkan “purging” dan segera mencari pertolongan untuk meredakan reaksi kulit yang terjadi.

Kondisi “purging” dapat menjadi semakin berat dan parah, yang ditandai dengan terbentuknya lepuh dan bengkak pada kulit serta kemerahan kulit yang berkepanjangan.

Suatu kondisi peradangan yang berat dapat meningkatkan risiko terbentuknya hiperpigmentasi maupun jaringan parut.

Apabila kondisi purging semakin parah, pasien harus menghentikan penggunaan produk tersebut dan dapat memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin (deralovenereologi) untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: Jangan Berkumur Setiap Hari, Dokter Sebut Bisa Sebabkan Penyakit pada Rongga Mulut

Haruskah kke dokter ketika purging mengalami keparahan?

Berikut adalah penjelasan dr. Adnania Nareswari, Sp.DV.

dr. Adniana Nareswari, Sp. DV merupakan lulusan S1 Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

S1 diselesaikannya selama kurang lebih 4 tahun, yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2010.

Di tahun yang sama ia melanjutkan program Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret hingga tahun 2012.

Pendidikan Dokter Spesialis dilanjutkan 5 tahun kemudian setelah menyelesaikan program Profesi Dokter, yakni di tahun 2017 hingga tahun 2021.

Ia mengambil pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

Baca juga: Jika Sudah Parah, Pengidap Osteoporosis Bisa Patah Tulang walau Hanya Digunakan Membungkuk

Selain menyelesaikan pendidikan formal, ternyata dr. Adnaiaa Nareswari, Sp. DV juga menyelesaikan 3 pendidikan non formal, antara lain:

1. Advanced Cardiac Life Support (ACLS) pada tahun 2012

2. Sebelas Maret University Language Center pada tahun 2012

3. Basic Surgical Skill In Dermatology pada tahun 2019

Halaman
123