Informasi Seputar Ablasi Jantung untuk Menangani Kondisi Aritmia atau Gangguan Irama Jantung

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi metode penanganan gangguan irama jantung, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA jelaskan metode ablasi

TRIBUNHEALTH.COM - Aritmia ialah gangguan irama atau laju detak pada jantung.

Kondisi aritmia bisa diartikan dimana jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari detak jantung yang normal.

Tak hanya itu, dapat juga terjadi detak jantung tidak teratur, di waktu tertentu menjadi lebih cepat dan berubah menjadi lebih lambat, kondisi ini dikenal dengan istilah sinus aritmia.

Sebagai informasi, detak jantung normal untuk orang dewasa berkisar 60 hingga 100 denyut per menit.

Sementara pada atlet yang rutin melakukan latihan aktivitas fisik, denyut jantung normalnya berkisar antara 40 hingga 60 denyut per menit.

Pasalnya, detak jantung akan lebih cepat ketika melakukan aktivitas seperti olahraga karena butuh lebih banyak oksigen tambahan.

Jumlahnya akan lebih rendah saat sedang beristirahat.

Baca juga: Sakit Gigi ketika Berpuasa, Bolehkah Melakukan Perawatan Gigi dan Mulut? Begini Tanggapan drg. Ummi

Ilustrasi detak jantung normal, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA menuturkan jika normalnya 60 hingga 100 denyut per menit (kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Chairman of Cardiology Center, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI dan Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 26 Maret 2022.

Pada seseorang yang mengalami gangguan laju detak jantung, perubahan irama jantung tidak terkait dengan aktivitas.

Perubahan ini dikaitkan dengan perubahan jaringan dan aktivitas kelistrikan di dalam jantung.

Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI mengatakan jika salah satu metode pengobatan aritmia adalah ablasi.

Baca juga: drg. Ummi Kalsum, MH.Kes., Sp.KG Mengatakan Jika Tak Hanya Gigi, Lidah Juga Perlu Dibersihkan

Ilustrasi penyakit jantung aritmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA paparkan metode yang bisa digunakan (health.kompas.com)

Mengetahui metode ablasi

dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA menjelaskan jika metode ablasi adalah tindakan yang dilakukan dokter untuk menangani pasien-pasien yang mengalami gangguan irama jantung yang cepat dan tidak teratur.

Tindakan ablasi bersifaat non operatif, jadi tidak ada luka sayatan yang besar dan pasien tidak di bius secara umum.

Secara lokal dilakukan di bagian lipatan paha kemudian dimasukkan kabel untuk diteruskan ke dalam jantung.

Kemudian dokter akan mencari dan mendeteksi bagian jantung yang menimbulkan gangguan irama lebih cepat maupun tidak teratur.

Setelah itu dokter akan memberiksan ablasi atau energi panas, sehingga merusak sebagian dan akhirnya bagian tersebut tidak lagi menimbulkan gangguan irama jantung yang cepat atau tidak teratur secara permanen.

"Itu ablasi yang bisa kita lakukan atau kita bilang secara konvensional ya, dimana memakan waktu yang cukup panjang bisa 4 sampai 6 jam," ujar dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA.

Baca juga: drg. Ardiansyah Sebut Perlu Dilakukan Evaluasi Terkait Penggunaan Retainer Setiap 6 Bulan Sekali

Ilustrasi penyakit aritmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA ungkap metode 3D mapping system (health.kompas.com)

Metode 3D mapping system

Tak hanya itu, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA mengatakan jika terdapat teknologi terobosan lagi dengan menggunakan 3D mapping system.

Halaman
12