Tiga Gejala Khas Penyakit Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan, Nyeri Dada Hingga Sesak Napas

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi mengalami penyakit jantung

TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit jantung koroner dikenal dengan penyakit orangtua, namun tak hanya orangtua saja, penyakit ini bisa dialami oleh usia muda.

Penyakit jantung koroner terjadi akibat arteri koroner yang mengalami sumbatkan karena adanya timbunan lemak.

Faktor risiko utama penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok, darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan adanya faktor risiko dari keluarga.

dr. Mega menyampaikan, selama pola hidup ada yang bermasalah dengan kelima faktor risiko tersebut, maka adanya kemungkinan terjadinya penyakit jantung, bahkan di usia muda.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Jantung, dr. Mega Febrianora, Sp.JP, FIHA memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

dr. Mega menegaskan, penderita penyakit jantung jika mengalami gejala berikut ini maka sebaiknya segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Baca juga: Begini Cara Membedakan Nyeri Dada Akibat GERD dan Nyeri Dada Akibat Penyakit Jantung

Ilustrasi serangan jantung yang dapat terjadi saat seseorang tengah beraktivitas (Tribunnews.com)

1. Nyeri dada

Nyeri dada yang dirasakan oleh penderita jantung ada berbagai macam, yaitu nyeri dada yang rasanya seperti tertindih, nyeri dada disertai rasa terbakar, dan nyeri dada disertai rasa seperti dirobek.

Nyeri dada pada penyakit jantung memiliki rasa yang tidak tertahankan, ibarat skala 0 sampai 10, nyeri tersebut sudah masuk pada skala 7 hingga 10.

Menurut dr. Mega, nyeri dada tersebut bisa menjalar ke bagian kiri tubuh, lengan kiri, punggung, rahang, dan leher.

Selain itu, nyeri dada tersebut juga disertai dengan keringat dingin, mual, muntah, dan bahkan sesak napas.

2. Sesak napas

Sesak napas adalah salah satu pertanda dari penyakit jantung.

Namun sesak napas ada berbagai macam, ada sesak napas yang karena penyakit jantung dan sesak napas karena penyakit lainnya.

Sesak napas pada penyakit jantung akan lebih terasa ketika penderita sedang tidur.

Pasalnya sesak napas karena penyakit jantung terjadi karena adanya penumpukan cairan di paru-paru yang menyebabkan napas menjadi berat.

"Kalau duduk penumpukan sesuai gravitasi, ada di bawah. Tapi kalau tidur semuanya kena."

"Jadi sesak napas pada penderita jantung dipengaruhi oleh posisi, ketika duduk lebih enak dibandingkan ketika tidur," jelas dr. Mega.

"Kalau misalnya sesak napas bukan karena jantung, sesak napas karena covid-19 biasanya disertai batuk dan demam," lanjutnya.

3. Keluhan terbangun saat malam hari

Halaman
12