Stres, misalnya, dapat menunda menstruasi .
Malnutrisi juga dapat mempengaruhinya.
Siklus haid pun dapat berfluktuasi akibat minum terlalu banyak kafein atau tidak makan cukup makanan.
Perubahan gaya hidup yang tiba-tiba, seperti olahraga yang intens atau bekerja pada shift malam di pekerjaan, juga dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Menyusui
Baca juga: Menyusui Bermanfaat Bagi Ibu, Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Menyusui dapat menyebabkan beberapa ketidakteraturan dalam siklus haid.
Bahkan setelah bayi lahir dan menstruasi mulai kembali, mungkin masih perlu beberapa saat sebelum siklus haid benar-benar normal.
Menyusui juga tidak dapat diprediksi dari bulan ke bulan.
Saat bayi tumbuh, pemberian makan mereka dapat berubah.
Misalnya, jika bayi mengalami lonjakan pertumbuhan dan tiba-tiba meningkatkan frekuensi menyusu di malam hari, itu dapat mengganggu siklus menstruasi.
Kondisi medis
Baca juga: Wanita Perlu Waspada jika Sering Rasakan Kembung, Bisa Jadi Gejala Kanker Ovarium
Kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau masalah tiroid dapat menyebabkan wanita mengalami siklus yang sangat tidak teratur dan terlambat haid.
Beberapa wanita mungkin mengalami periode yang sangat ringan, beberapa mungkin mengalami periode yang sangat berat, dan beberapa mungkin melewatkan periode sama sekali.
Menopause untuk wanita biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun.
Namun, pada beberapa wanita, ini bisa dimulai sebelum waktunya, sebelum usia 40 tahun.
Jika menstruasi terlewat selama lebih dari 90 hari dan tidak hamil, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui kondisi medis yang mendasarinya.
Obat-obatan
Obat KB dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam siklus menstruasi.
Jenis obat lain juga dapat menyebabkan periode yang terlewat misalnya, obat tekanan darah atau obat alergi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)