TRIBUNHEALTH.COM - Varian omicron bukan menjadi varian terakhir virus corona.
Simon Clarke, Associate Professor di Mikrobiologi Seluler di University of Reading, mengatakan jenis baru virus corona akan "datang" sepanjang waktu.
Menurutnya beberapa mutasi mungkin tak akan menimbulkan masalah berarti, namun beberapa lainnya terbukti lebih parah dan lebih menular.
Clarke mengatakan kepada Express.co.uk tentang strain baru Covid-19.
“Mereka akan datang - setiap kali ada orang yang terinfeksi, tidak peduli siapa mereka, tidak masalah apakah mereka pernah memilikinya sebelumnya, varian baru datang," katanya, dikutip TribunHealth.com dari Express.co.uk, Sabtu (5/2/2022).
“Cepat atau lambat kita bisa mendapatkan varian yang akan mengisi ruang itu dan bisa menyebabkan masalah bagi kita.”
Baca juga: Olahraga Rutin hingga Me Time Bisa Bantu Jaga Kesehatan Mental selama Pandemi Covid-19
Baca juga: Setengah dari Penyintas Covid-19 Gelombang Pertama Alami Perubahan Permanen pada Indra Penciuman
Dia menyebut masih terlalu dini untuk menyebut virus corona menjadi kurang ganas.
Memang, ada mutasi yang kurang ganas, namun dia mengingatkan beberapa mutasi lain tetap berbahaya.
“Hal tentang virus yang ingin menjadi kurang ganas atau menjadi keuntungan mereka sama sekali tidak benar."
“Mereka bisa kurang ganas, kita telah melihat itu, tetapi mereka bisa menjadi lebih anagenik dan lebih ganas juga."
“Jadi bukan jalan satu arah, bisa naik turun."
“Beberapa orang memperkirakan varian baru datang, kami belum tahu seperti apa bentuknya, tidak tahu seperti apa karakteristik mereka nantinya.
"Ini benar-benar tidak pasti."
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Wiku Himbau Pekerja Sektor Non Esensial Bekerja dari Rumah
Baca juga: Waspada Masalah Kelainan Tulang Belakang pada Anak yang Banyak Terjadi Selama Pandemi Covid-19
“Ada kemungkinan kita mendapatkan strain patogen lain.
“Kita tidak boleh lupa bahwa yang menyebabkan wabah pada penguncian pertama, ketika peningkatan kemampuannya menyebabkan penyakit tiga kali lipat, varian Wuhan, ada varian yang menyebabkan banyak infeksi di Eropa yang bermunculan beberapa kali, lalu kami pergi ke varian Kent, lalu kami pergi ke delta dan tentu saja ada versi lain di seluruh dunia."
Memang beberapa varian menunjukkan tak menyebabkan penyakit parah.
Namun hal itu bukan berarti virus corona telah berhenti bermutasi.
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Nur)