FKG Unhas Gelar Top Scientist Webinar Series 9, Hadirkan Narasumber Asal Jepang

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Emilio Satoshi Hara, DDS., Ph.D (Research Associate Professor, Department of Biomaterial, Okayama University, Jepang)

- University of Toyama

- Okayama University

- dan VUmc Amsterdam.

"Penelitian kolaborasi yang dilakukan dengan beberapa universitas tersebut telah menghasilkan beberapa publikasi dalam jurnal internasional bereputasi," tambah drg. Hajrah.

Wanita lulusan Taiwan ini berharap, semoga melalui adanya kerjasama penelitian internasional ini, semakin meningkatkan kualitas penelitian yang dilakukan dalam bidang rekayasa jaringan.

Baca juga: FKG Unhas Gelar Konferensi Internasional ke-6 ICoBTD, Hadir Narasumber Berbagai Negara

Sehingga FKG Unhas dapat bersaing di dunia internasional.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penjelasan materi dari narasumber Emilio Satoshi Hara, DDS., Ph.D.

Secara umum, beliau banyak menjelaskan tentang Rekayasa Jaringan Organ sebagai pengembangan (pertumbuhan) jaringan atau organ in vitro untuk menggantikan atau mendukung fungsi bagian tubuh yang rusak atau terluka.

Penelitian ini banyak dilakukan pada beberapa jenis jaringan dan organ yang berbeda.

Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan. (Dok. drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros)

Termasuk kulit, tulang rawan, pembuluh darah, tulang, dan sebagainya.

Rekayasa jaringan juga menjadi upaya penciptaan fungsi biokimia khusus menggunakan sel dalam suatu organ buatan (pankreas buatan misalnya).

Rekayasa jaringan menggunakan sel hidup sebagai bahan pembangun.

Seperti penggunaan fibroblast dalam perbaikan kulit dan perbaikan cartilage dengan kondrosit.

Sel mulai digunakan sebagai bahan pembangun sejak peneliti mampu mengetahui cara memperpanjang telomere (komponen umur sel).

Baca juga: FKG Universitas Hasanuddin Makassar Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)

"Ada beberapa sumber sel yang digunakan seperti sel induk yang mencakup sel induk embrionik, Induk Pluripoten terinduksi (IPS), induk/progenitor dewasa (somatik)."

"Tidak hanya itu, juga diperlukan sel khusus diantaranya neuron otot, hepatosit, dan sebagainya," jelas Emilio.

Dalam kesempatan tersebut, peserta sangat antusias memberikan pertanyaan kepada narasumber.

Kegiatan yang diikuti kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar hingga pukul 12.00 WITA dengan dipandu oleh drg. Erni Marlina, Ph.D., Sp.PM (Staf dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG Unhas).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)