Otak Remaja Masih Alami Perkembangan, dr. Fransisca Handy Jelaskan Dampaknya jika Kelebihan Gula

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi - perkembangan sel otak

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Anak dan Pegiat Kesehatan Remaja, dr. Fransisca Handy, berbicara mengenai perkembangan otak pada remaja.

Dalam program Malam Minggu Sehat, Sabtu (18/9/2021)dia lebih dulu menganalogikan masa remaja sebagai pesawat yang tengah lepas landas.

"Seperti masa lepas landas. Itu akan jadi landasan, banyak membentuk pijakan-pijakan," paparnya, dikutip TribunHealth.com.

Lalu mengapa kerap terjadi beragam permasalahan pada remaja?

dr. Fransisca Handy menyebut hal itu terjadi karena ada masa pubertas dan perkembangan otak yang masih berlangsung.

Baca juga: dr. Sandi Nugraha, Sp.A Ingatkan Potensi Infeksi Otak jika Radang Amandel Tak Ditangani

Baca juga: Bukan saat Remaja, dr. Fransisca Handy Jelaskan Waktu yang Tepat untuk Bentuk Selera Makan Anak

Ilustrasi perkembangan otak remaja (Pixabay)

"Jadi otak itu ngga selesai di 1000 hari pertama," jelasnya.

Dia menyebut, masa perkembangan otak terus terjadi hingga usia 24 tahun.

Namun ada yang membedakan dengan masa anak-anak.

"Anak itu brain development tambah gede otaknya. Sel-selnya bertambah."

"Tapi masa remaja ini kita tidak bicara soal sel."

Bahkan, dia menyebut area grey matter pada otak remaja mengalami pengecilan.

Baca juga: dr. Felix Adrian: Meningitis Merupakan Peradangan Lapisan Pelindung Sekitar Otak

Baca juga: Aneurisma Otak Bisa Picu Gejala Parah saat Pecah, Dapat Sebabkan Kematian dalam Waktu 2 Minggu

Ilustrasi hasil MRI otak (jateng.tribunnews.com)

Proses ini terjadi sebagai bentuk efisiensi kerja otak.

"Kan kita ngga mungkin setelah dewasa mengerjakan semua hal ya."

"Jadi otak itu akan mengalami efisiensi kerja," tandasnya.

Proses inilah yang membutuhkan nutrisi yang cukup, namun tak boleh lebih.

Satu di antara adalah gula, yang justru berbahaya jika berlebih.

"Salah satunya gula. Gula kalau dia berlebih akan menginduksi yang namanya neuro inflamation," tambahnya.

Artinya terjadi peradangan di otak.

"Itu menyebabkan defisit pada kemampuan memori dan intelektualistas. Karena selnya banyak yang hilang," tandasnya.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)