TRIBUNHEALTH.COM - Pada sebagian besar anak-anak takut untuk ke dokter gigi.
Kondisi ini seringkali terjadi karena banyak sekali mitos yang sering dikaitkan dengan profesi dokter gigi.
Hal ini cukup membuat anak-anak cemas apabila diajak oleh kedua orangtuanya untuk memeriksakan gigi.
Baca juga: dr. M. Syah Abdaly, Sp.PD Sarankan Mengikuti Program Isi Piringku untuk Tingkatkan Sistem Imun
Tidak hanya itu saja, seringkali anak yang mengalami taruma gigi juga bisa disebabkan karena salah penanganan pada saat pertama kali berkunjung ke dokter gigi.
Peristiwa ini akan menimbulkan bekas taruma yang cukup lama.
Terutama bila trauma tersebut masih dialami oleh anak di bawah usia 5 tahun. Seperti usia 3 tahun.
Lantas bagaimana sebaiknya mengatasi trauma tersebut?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews, Drg. R. Ngt. Anastasia Ririen memberikan penjelasannya.
Baca juga: Apakah Sikat Gigi Elektrik Efektif Membersihkan Gigi? Ini Jawaban drg. Sri Pamungkas Sigit Nardiatmo
Berdasarkan penuturannya, pada anak usia 3 tahun umumnya sudah bisa diajak berkomunikasi.
Oleh karena itu ia menganjurkan beberapa tips dalam mengatasi trauma tersebut, dengan cara:
1. Memilih dokter yang tepat
2. Orangtua perlu mengunjungi dokter gigi terlebih dahulu sebelum membawa sang anak
3. Memberi permainan edukasi tentang dokter gigi
4. serta mengenalkan dokter gigi kepada sang anak saat akan melakukan pemeriksaan
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Mendengkur Saat Tidur? Begini Penjelasan Dr. drg. Munawir H. Usman
Selajutnya, dokter gigi akan memberikan beberapa saran penanganan kepada anak melalui orangtua yang bisa dilakukan di rumah.
Tentunya disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh sang anak.
Anastasia menambahkan, saat memberikan penanganan pada anak, sebaiknya dilakukan dengan pendekatan bermain.
Mengingat usia 3 tahun merupakan usia bermain.
"Bisa dicoba dengan melakukan pendekatan bermain, anak bisa jadi dokter, kemudian orangtua menjadi pasien. Peran tersebut bisa diganti-ganti," jelas Anastasia.
Menurutnya, upaya ini efektif dilakukan untuk memberikan pengenalan pada anak mengenai profesi dokter sebelum mengajak anak ke dokter gigi.