TRIBUNHEALTH.COM - Demensia merupakan sindrom terkait penurunan fungsi otak yang berkelanjutan.
Demensia termasuk masalah degeneratif, yang bisa diakibatkan olah berbagai hal.
Kondisi ini juga memiliki berbagai macam jenis, misalnya demensia alzheimer dan demensia vaskular.
Pada tahap lanjut, demensia bisa memicu perubahan perilaku pada orang yang mengalaminya, sebagiamana diberitakan TribunHealth.com dari laman resmi National Health Service (NHS) Inggris, Kamis (19/8/2021).
Hal ini bisa saja menyusahkan mereka atau pun orang yang merawatnya.
Baca juga: Semakin Tua Usia, Risiko Demensia Alzheimer Semakin Tinggi, Dokter: Wanita Lebih Berisiko
Baca juga: Dokter Sebut Secara Epidemiologi Alzheimer Paling Sering Ditemukan Dibanding Jenis Demensia Lainnya
Beberapa perubahan perilaku umum yang terjadi antara lain:
- Mengulangi pertanyaan atau aktivitas yang sama berulang-ulang
- Mondar-mandir
- Gelisah
- Gangguan bangun dan tidur malam hari
- Mengikuti pasangan kemana-mana
- Kehilangan kepercayaan diri, yang mungkin menunjukkan sikap apatis atau tidak tertarik pada aktivitas mereka yang biasa dilakukan
Jika merawat seseorang yang menunjukkan perilaku ini, penting untuk mencoba memahami mengapa mereka berperilaku seperti ini.
Sayangnya usaha tersebut tidak selalu mudah.
Namun perlu dicatat, terkadang perubahan perilaku bukan merupakan gejala demensia.
Baca juga: Simak Pedoman WHO untuk Kurangi Risiko Demensia, Diprediksi Meningkat 3 Kali Lipat dalam 30 Tahun
Baca juga: Dokter Tekankan Pentingnya Pencegahan Demensia, Tak Bisa Disembuhkan jika Sudah Terjadi
Sementara itu, demensia juga bisa mempengaruhi beberapa hal berikut.
- Hilang ingatan
- Kecepatan berpikir
- Ketajaman mental dan kecepatan
- Bahasa, seperti menggunakan kata-kata yang salah, atau kesulitan berbicara
- Pemahaman
- Pertimbangan
- Suasana hati
- Pergerakan
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)