Dokter Jelaskan Cara Pantau Kesehatan Selama Isoman, Bisa Dilakukan Mandiri

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
ILUSTRASI Isolasi Mandiri - Relawan tim crisis center Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memberikan pelayanan konsultasi kesehatan dan vitamin ke rumah warga yang melakukan isolasi mandiri, di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (16/7/2021). LKC Dompet Dhuafa juga membuka dapur umum yang menyiapkan 200 paket makanan gratis disiapkan setiap harinya untuk makan siang dan malam bagi warga yang melakukan isolasi mandiri.

TRIBUNHEALTH.COM - Pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tidak bergejala disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Pasalnya tingkat keterisian rumah sakit semakin tinggi.

Namun perlukah ke dokter sebelum menjalani isolasi mandiri?

Terkait hal ini, Dokter Spesialis Penyakit dalam, dr. Robert Sinto memberi penjelasan.

dr. Robert menyebut, baik jika memang bisa pergi ke fasilitas kesehatan untuk menemui dokter.

"Tapi kalau tidak pun kita bisa menilai diri kita sendiri," jelasnya dikutip TribunHealth.com dari tayangan Ayo Sehat Kompas TV edisi Senin (26/7/2021).

Baca juga: Kriteria Pasien Covid-19 yang Boleh Melakukan Isolasi Mandiri Menurut Dokter

Baca juga: Tiga Tips yang Perlu Diketahui saat Melakukan Isolasi Mandiri, Prof. Tjandra: Pasien Harus Patuh

ilustasi isolasi mandiri (kompas.com)

Terkait hal ini, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan.

Pertama adalah tingkat saturasi oksigen dalam darah.

Untu mengukurnya diperlukan alat yang bernama pulse oximeter.

"Jadi ditaruh di jari nanti kita bisa ukur angkanya," paparnya.

"alau kadar oksigen kita lebih besar dari 94 persen. Jadi, 95 keatas maka cukup aman untuk menjalani isolasi mendiri."

Kendati demikian, dr. Robert Sinto mengatakan masih tak menjadi masalah jika memang tak memiliki pulse oximeter.

Cara kedua yang bisa dijadikan acuan adalah dengan menghitung jumlah napas.

Tampak alat oximeter yang diburu pembeli di toko kesehatan SIP di Jalan Raya Sukowati, Nomor 148, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan/Kabupaten Sragen, Sabtu (10/7/2021). (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Baca juga: Dokter Benarkan Pandemi Covid-19 Picu Kecemasan Berlebih, Bisa Jadi Gangguan Mental?

Baca juga: Dokter Sebut Gejala Covid-19 pada Anak Lebih Variatif Dibanding Orang Dewasa, Apa Saja?

"Jadi dalam satu menit kita bisa menghitung tarikan dan hembusan napas kita," jelasnya.

"Kalau yang namanya sesak itu batasannya diatas 24 Kali permenit."

Jika hal itu terjadi, artinya pasien membutuhkan oksigen.

dr. Robert Sinto menyarankan untuk segera ke rumah sakit pada waktu itu pula.

Dengan demikian, pasien bisa segera mendapatkan perawatan dan bisa menghindari berbagai kemungkinan buruk lain.

Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)