Dokter Jelaskan Jenis dan Perbedaan Thalasemia, Kelainan yang Menyerang Sel Darah Merah

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi penyakit thalasemia

TRIBUNHEALTH.COM - Thalasemia merupakan penyakit yang terjadi akibat kelainan genetik pada seseorang.

Orang tua yang memiliki kelainan genetik thalasemia, maka anak yang dilahirkan akan berisiko mengalami thalasemia.

Thalasemia adalah kondisi dimana tubuh memiliki sel darah merah atau hemoglobin yang tidak tersirkulasi dengan baik.

Pada kondisi normal, hemoglobin akan tersirkulasi dengan baik, sedangkan pada penderita thalasemia tidak.

Thalasemia terjadi karena adanya ketidakmampuan hemoglobin dalam mempertahankan diri sesuai usianya, sehingga sel darah merah tersebut mudah hancur.

Thalasemia membuat penderita mengalami anemia atau kurang darah.

Dilansir TribunHealth.com, dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Rogatianus Bagus Pratignyo, S.Ked., M.Kes., Sp. A (K) menjelaskan dua jenis thalasemia.

Baca juga: Apakah Pengobatan Pasien Thalasemia Harus Selalu Melakukan Transfusi Darah?

Baca juga: Berapa Kantong yang Dibutuhkan Penderita Thalasemia saat Melakukan Transfusi Darah Dok?

Ilustrasi penyakit thalasemia (tribunnews.com)

Thalasemia terdapat dua jenis, yaitu thalasemia yang terjadi karena faktor penyebab dan thalasemia yang terjadi berdasarkan klinis.

1. Thalasemia berdasarkan faktor penyebab

Thalasemia berdasarkan faktor penyebabnya terbagi menjadi dua jenis berdasarkan rantai gen yang rusak, yaitu:

- Thalasemia alfa

Thalasemia alfa merupakan kondisi dimana berkurangnya pembentukan rantai alfa polipeptida karena hilangnya gen alfa.

Biasanya ditandai dengan gejala sel darah merah kecil, anemia hemolitik, lemah, lesu, pusat, dan terjadi pembesaran lien.

- Thalasemia beta

Thalasemia beta merupakan kondisi dimana berkurangnya pembentukan rantai beta polipeptida karena mutasi pada gen beta globin yang terjadi pada kromosom 11.

Thalasemia beta ditandai dengan gejala anemia hemolitik, pucat, lemas, batu empedu, dan terjadi pembesaran spleen.

Baca juga: Hemofilia Bisa Terjadi karena Adanya Faktor Keturunan, Berikut Penjelaskan Dokter

ilustrasi sel darah thalasemia (tribunnews.com)

dr. Rogatianus menjelaskan bahwa secara umum yang paling banyak terjadi adalah thalasemia beta, namun juga ada yang mengalami thalasemia alfa.

2. Thalasemia klinis

"Thalasemia klinis dibedakan berdasarkan seberapa sering pasien melakukan transfusi darah," terang dr. Rogatianus.

Thalasemia klinis terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Halaman
12